Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

RA Kartini dan Arifin

25 April 2024   12:43 Diperbarui: 25 April 2024   12:57 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan Arifin di Solo (Dok. pribadi)

Kartini disebut juga sebagai perempuan wartawan pertama. Karena Kartini telah mengajarkan betapa pentingnya membaca dan mengemban pendidikan setinggi-tingginya.

Semangat menulis Kartini mendorong saya untuk berkunjung ke Museum Pers yang kebetulan berada di Solo.

Monumen Pers Solo (Dok. pribadi)
Monumen Pers Solo (Dok. pribadi)

Melihat Monumen Pers teringat mubaligh namanya Ustadz Akhmad Arqom. Pada ceramah peringatan Nuzulul Quran Ramadan 2024 lalu, disinggung peran Kartini.

Ustadz Arqom cerita: Tahun 1800-an ulama ternama KH. Muhammad Sholeh Darat mengisi pengajian di pendopo Kabupaten Jepara. Mendengat ceramah itu Kartini terlihat sangat kritis.

Pada waktu itu Kartini bertanya: "Mbah KH. Muhammad Sholeh Darat kami ini orang Jepara hanya bisa membaca Al Quran tapi kami tidak tahu artinya dan harus berbuat apa dengan Al Quran. Mohon Mbah Sholeh Darat berkenan menulis terjemahan dan tafsir Al Quran"

Pertanyaan Kartini itu isyarat: pengetahuan yang diperoleh dari seseorang merupakan cara untuk mencapai kebahagiaan bagi individu atau sekelompok orang.

Pahlawan Arifin

Solo juga punya petilasan sejarah yang selama ini jarang diketahui. Diabadikan menjadi sebuah jalan: namanya Arifin. Saya sengaja meliwati jalan ini sebanyak tiga kali.

Ruas jalannya cukup panjang, membentang dari Gereja Katolik Santo Antonius Purbayan hingga ke utara mengarah ke Jalan Margoyudan.

Jalan Arifin memiliki ciri ruas jalan yang cukup unik. Disebut unik, karena mulai dari arah selatan, lebar jalannya cukup lebar mengarah ke utara. Hingga sampai pertigaan SMPN 13 Solo, jalan semakin menyempit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun