Bersama para tokoh delegasi, Habibie lalu menyusun pernyataan maafnya yang kemudian dibacakan di depan kamera televisi --nasional dan interntional, dan ditayangkan live.
Mula-mula Presiden ingin agar para tokoh masyarakat yang menghadapnya ikut berdiri di belakang. Saparinah menjelaskan, pernyataan ini akan jauh lebih efektif kalau Presiden tampil seorang sendiri. Dan itulah yang dilakukan Presiden BJ Habibie pada 15 Juli 1998. Malam itu juga pernyataan Habibie meluas ...
Para anggota delegasi pulang. Dengan perasaan baru bangun dari mimpi, perasaan setengah tidak percaya pada apa yang baru mereka rengkuh.
Banyak dari mereka mengutarakan pendapatnya. Apa yang dialami barusan, hanya mungkin terjadi karena presiden yang mereka jumpai dan ajak bicara adalah Presiden BJ Habibie. Seorang demokrat di dasar hatinya.
*disarikan dari Penerbit Buku Kompas "Tragedi Mei 1998 dan Lahirnya Komnas Perempuan, karya Dewi Anggraeni (2014)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI