Visi Arab Saudi
Akhir tahun dan pergantian awal Tahun Baru Masehi memasuki Musim Umrah. Fase panen bagi biro atau agen perjalanan Umrah hampir di semua negara yang mempunyai penduduk Muslim.Â
Tidak hanya terjadi di Indonesia. Kemunculan kelas menengah Muslim merupakan fenomena global yang dialami oleh negara-negara di dunia. Mereka ini kelompok terbanyak peminat belanja pengalaman Umrah dengan wisata lainnya.
Menurut statistik Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi, tahun 2018 sekitar 8,5 juta visa umrah dikeluarkan. Semuanya demi memenuhi umat Islam yang melakukan ziarah ke Makkah dan Madinah. Tahun sebelumnya hanya 7 juta visa.
Kabar gembira berikutnya, terhitung 1 Muharam 1440 Hijriah (11 September 2018), Arab Saudi mengumumkan bahwa Visa Umrah yang selama ini terbatas hanya untuk wilayah-wilayah tertentu, kini berlaku semua tempat wisata bisa dikunjungi.
Pemerintah Arab Saudi membuka lebar kesempatan warga Muslim seluruh dunia untuk menikmati tempat-tempat wisata menarik di sana. Otoritas di Saudi beranggapan destinasi wisata ziarah yang meliputi objek sejarah dan budaya Islam memiliki potensi sumber pendapatan besar.Â
Para pengamat menilai Visi 2030 Arab Saudi merupakan senjata meraih pundi-pundi baru. Pemerintah Saudi sedang menggali sektor pariwisata, menyusul mulai terpuruknya industri minyak. Di lain sisi masyarakat Muslim secara umum menyambut baik, karena wilayah Saudi tidak seharusnya dimonopoli oleh pemerintah kerajaan. Â
Sejalan dengan ambisi Arab Saudi ini Biro Perjalanan Haji dan Umrah PT Manaya Indonesia sudah bersiap diri. Dia tidak sebatas menawarkan Umrah saja. Ada pilihan wisata religi, berupa ziarah sekaligus menyusuri jejak Nabi dan para Sahabat.
"Insya Allah, berangkat tanggal 15 Desember 2018" kata Direktur Utama Manaya Indonesia, Mukharam Khadafy.Â
Menurut Khadafy jadwal keberangkatan menuju Tanah Suci dengan tambahan wisata ke negara lain atau disebut Umrah Plus, mulai padat.Â