Ali Salim menjadi sahabat yang lebih sering mendampingi selama beberapa tahun belakangan ini. Mereka bepergian menikmati kuliner sesuai seleranya. Biasanya pergi ke mall yang mempunyai mushola atau masjid bagus. Ngobrol di kafe hingga tiba waktu sholat Maghrib, kemudian dilanjut sampai sholat Isya secara berjamaah.Â
Syahrul Bachtiar enggan disebut tua. Ia menghindari anggapan, bahwa tua itu punya konotasi "tak berdaya". Gaya dan style Mas Yuleng tampil ala orang muda. Celana, sepatu, T-Shirt dan topi lakendi kepalanya seolah-olah penyesuaian dirinya.
Di sisi lain, putra wartawan kawakan Wiwik Hidayat ini semakin tergantung dengan tabung oksigen. Mas Yuleng hanya bisa menghirup udara bersih yang sudah diolah lewat dua selang kecil, lalu masuk ke lubang hidungnya.Â
"Tetapi perangkat ini sama sekali tak menghlangi Yuleng untuk mengobrol dan tertawa. Hidupnya penuh dinamika, sehingga jarang mengeluh" tutur Ali Salim. Orang-orang sudah paham. Â Ali Salim hampir dan Mas Yuleng sering bersama.
H. SYAHRUL BACHTIAR HIDAYAT meninggal dunia! Berita tertanggal 4 November 2018 itu sukar dipercaya. Saya terpukau dan mengulang-ulang baca berita dari WhatsAppitu. Kalau berita ini saya dengar dua tahun silam, ketika membezuk di rumahsakit, barangkali saya tidak seterkejut itu benar.
Sudah hampir seminggu cuaca Kota Surbaya redup terturup mendung. Musim hujan waktunya datang. Seandainya ada petir menyambar pada siang hari dalam udara Surabaya yang cukup gerah itu, tidaklah saya seterpana seperti ketika melihat mobil ambulans pembawa jenazah Mas Yuleng, mantan wartawan "Antara" Si April Mop.
Sejak malam hari kabar duka merebak, puluhan orang silih berganti mendatangi rumah duka di Taman Putro Agung No 6 Surabaya. Hari Senin 5 November 2018 diantara ratusan orang, saudara dan handai taulan, istri tercintanya, Nunung Lembah Bachtiar menyaksikan jasad Mas Yuleng turun ke liang lahat di TPU Ngagel, Surabaya.
Mas Yuleng (65th) selamat jalan, kawan!
Semoga seluruh amal kebaikan Anda diterima di Sisi-Nya. Semoga pula Tuhan mengampuni semua kehilafan selama hidup di dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H