Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Lion Air, Benci tapi Rindu

1 November 2018   22:44 Diperbarui: 2 November 2018   14:20 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Boeing 737 MAX 8 dalam penerbangan perdana (Istimewa)

Benci tapi rindu

Insiden pesawat terbang itu melahirkan hikmah sangat menarik. Betapa sering penumpang merasa kesal terhadap Lion Air. Namun minat terbang menggunakan maskapai ini tetap tinggi. Mirip syair lagu, Lion Air dibenci tapi juga dirindukan. Aneh tapi nyata.

Pilihan favorit Jakarta-Surabaya menggunakan Lion Air JT-592 (Dok Pribadi)
Pilihan favorit Jakarta-Surabaya menggunakan Lion Air JT-592 (Dok Pribadi)
Pasca kejadian, ada seorang pilot maskapai Batik Air, Captain Vincent Raditya tampil memberikan testimoni. Lewatsebuah videonya yang diposting melalui akun YouTube pribadinya, dia mengungkapkan:

 "Pesawat tidak ada yang didesain untuk crash. Pesawat didesain untuk membawa penumpang dari poin A ke poin B secara efisien, aman, dan seperti itu.

Maka dibuatlah disana harus ada 2 orang  pilot di depan dan berbagai macam aturan dibuat disana. 

Semua aturan tersebut harus dipatuhi untuk menjaga keamanan seluruh penumpang tentunya.

Kalau kita sudah melihat bagaimana awal mulai sejarah itu terjadi, harusnya kita paham. Tidak ada pesawat di dunia ini yang dibuat untuk crash guys, berikut juga dengan krunya. 

Kru seperti saya dan awak penerbangan itu tidak  ada yang dilatih untuk sengaja menjatuhkan pesawat. 

Kami dilatih menghandle berbagai macam problem di udara, lagi-lagi ujungnya untuk menjamin keselamatan semuanya...."

Pernyataan Vincent sangat memikat!

Dari musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT-610, kabar terakhir Tim Basarnas telah menemukan kotak hitam. Sebagian jenazah korban juga sudah diangkat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun