Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Mistikus Korporat" di Antara Nasihat dan Petunjuk

10 Oktober 2018   20:55 Diperbarui: 11 Oktober 2018   17:50 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juliantono Hadi (kiri) memberikan santunan kepada salah seorang Anak Yatim (Dok Pri)

Mistikus Korporat

Dalam era pasar global saat ini banyak ditemukan orang-orang suci, mistikus, atau sufi di sejumlah perusahaan-perusahaan besar atau organisasi-organisasi modern. Bukan di masjid, wihara, kuil, atau gereja. Orang-orang ini sering disebut sebagai "Mistikus Korporat'.

Para Mistikus Korporat tersebut melihat perusahaan atau organisasi sebagai perwujudan kolektif ruh (spirit) atas jumlah total ruh individu-individu yang bekerja dan berkutat di dalamnya. Mereka berada dalam ikatan jejaring untuk mendukung hati dan jiwa orang-orang yang bekerja bersama mereka.

Para Mistikus Korporat bergerak mudah dari dunia spiritual ke dunia usaha atau organisasi. Mereka adalah para visioner dengan kaki tegak di atas tanah. Mementingkan kesatuan, tetapi pada saat yang sama, mereka mampu memusatkan perhatian pada detail karyawannya. 

Para Mistikus Korporat selalu mencari keseimbangan hidup. Sebuah keseimbangan demi pencapaian sukses yang sebenarnya. Dunia ini bukanlah tempat sepi. Dunia adalah keniscayaan sejati, tempat manusia saling berbagi.

Di luar predikat sebagai Kepala Sekolah Juliantono Hadi merupakan Bonek Mania, sebutan bagi pendukung setia klub sepak bola Persebaya. 

Bagi masyarakat Surabaya dan komunitas Bonek Mania, nama Juliantono Hadi agak asing. Mereka lebih akrab dengan sebutan Cak Joel. 

Cak Joel lebih dikenal luas. Dia orang yang selalu menghembuskan nafas sportifitas kepada fans Persebaya. Menang atau kalah tetap berjiwa ksatria.

Ke mana pun pergi Cak Joel tak lupa membawa atribut Persebaya. Bahkan, ketika berziarah ke Makam Nabi Ibrahim As di Kota Hebron (Palestina) dia mengenakan kaos dari klub kesayangannya. Lalu, untuk menahan udara dingin sebuah syal Persebaya melilit di lehernya.

"Kebanggaanku Persebaya selalu kubawa dalam perjalanan. Di mana pun berada agar tetap tegak selamanya, tetap ingat sebagai Arek Suroboyo. Menang kusanjung kalah kudukung seri disyukuri saja," sebagaimana tertulis di akun Instagram @cakjoel pada 20 September 2018 lalu.

Media Sosial -medsos, bagi Juliantono Hadi merupakan tempat mencurahkan inspirasi hampir sepanjang hari. Twitter, Facebook dan Instagram sudah mengarsip ratusan foto dan tulisan buah karyanya. Kiprah jejak digital ini bisa diikuti setiap saat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun