Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Kehangatan Laut Merah Bersenandung Kisah Nabi Musa

22 Maret 2018   23:27 Diperbarui: 23 Maret 2018   08:27 3112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lepas dari pengejaran Firaun dan bala tentaranya, Nabi Musa dan para pengikutnya terus berjalan. Tentu saja lelah. Ketika para pengikutnya kehausan karena berjalan di bawah terik matahari, mereka meminta kepada Musa agar diberikan air. Nabi Musa kemudian diperintah Allah SWT untuk memukulkan tongkatnya pada bebatuan, dan seketika itu memancarlah 12 mata air, sesuai jumlah suku yang ikut.  

Menikmati 'senandung' Nabi Musa di Laut Merah (Dok Pribadi)
Menikmati 'senandung' Nabi Musa di Laut Merah (Dok Pribadi)
Duabelas suku tidak perlu saling berebut mendapatkan air. Mereka mendapatkan bagiannya masing-masing. Menariknya jejak sumur tersebut masih ada hingga saat ini. Dari duabelas mata air itu, tersisa tiga yang bertahan dan cuma satu yang mampu mengeluarkan air.

***

Zaman "now" banyak orang kuat, pandai, dan berilmu pula. Apakah cukup kuat hatinya bisa mengikuti perintah Allah, "Berkata-katalah yang lemah lembut" atau "Bertuturlah dengan kata yang baik-baik". Jangan-jangan malah berbelok sebaliknya, kasar dan sangar!

Persoalan peradaban jauh sungguh lebih penting. Pendorong munculnya kejayan Islam dalam sejarah terletak pada tingginya peradaban yang di upayakan melalui ilmu pengetahuan.

Al-Quran memberikan arahan (petunjuk, nasihat, intisari, dan pelajaran) dari kisah yang sedang dipaparkan baik di sela-sela kisah maupun di akhir cerita. Ini dawuh (Jawa: penjelasan) Al-Quran!

Tubuh saya merasakan kehangatan tepi Laut Merah. Dulu, tentara Mesir mengejar Nabi Musa. Sekarang, tentara Mesir berjaga-jaga sebelum memasuki petilasan mata air Nabi Musa. Kisah Nabi Musa benar-benar "bersenandung" merdu di segala waktu. Uap sejarah mulai terhirup, mengalir hidup.

Tulisan sebelumnya:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun