Mohon tunggu...
Arifin BeHa
Arifin BeHa Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan senior tinggal di Surabaya

Wartawan senior tinggal di Surabaya. Dan penulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Iklan Rokok Memapar, Anak dan Remaja Terkapar

19 Agustus 2017   08:00 Diperbarui: 19 Agustus 2017   11:05 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sapto Anggoro
Sapto Anggoro
Industri rokok menurut Sapto Anggoro, merupakan penyumbang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pendapatan cukai hasil tembakau mencapai Rp123,2 triliun. Urutan ke empat setelah, PPN Dalam Negeri (Rp280,5 triliun); Pendapatan PPh Pasal 25/29 Badan (Rp184,3 triliun); dan Pendapatan PPN Impor (Rp130,03 triliun).

Pemerintah dan DPR tengah membahas RUU tentang pengaturan peredaran tembakau, termasuk rokok dan zat adiktif. Salah satunya memasukkan pelarangan promosi untuk iklan rokok secara total di televisi. Selama ini iklan rokok di televisi sudah diatur dalam PP 109/2012, pasal 29 yang mengatur jam tayang pukul 21.30 sampai dengan pukul 05.00.

"Jika larangan iklan rokok di tivi dieksekusi akan muncul dampak lain" kata Sapto Anggoro alumni Stikosa/AWS 1984.

Artinya, selain mengurangi pendapatan pihak televise, maka iklan rokok bakal mencari jalannya sendiri, yakni beriklan secara offline, cetak media dan online media yang lebih menjanjikan dengan cost relatif efisien. Alih alih mengurangi bahaya kesehatan di balik isu rokok, promosi offline bisa tak terkontrol bagi usia remaja awal.

Bulan Agustus 2017, tahun ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia. Mengenang jasa pahlawan jangan cuma sekadar mengibarkan bendera Merah Putih di mana-mana. Semangat perjuangan harus bergeser, misalnya mencegah pengaruh iklan rokok. Jangan biarkan anak dan remaja terkapar!

#Terpapar, di bidang kesehatan artinya Terjangkit. Memapar=Menjangkit

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun