Sekarang, mari kita coba bedah pendekatan yang digunakan Kurikulum Merdeka. Dalam Permendikbudristek nomor 16 tahun 2022 tentang Standar Proses, dijelaskan bahwa dalam Kurikulum Merdeka mengedepankan pembelajaran yang berpusat pada murid. Proses pembelajaran diselenggarakan dalam suasana belajar yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik. Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dilakukan oleh Pendidik dengan memberikan keteladanan, pendampingan dan fasilitasi.
Prinsip pembelajaran Kurikulum Merdeka dalam Standar Proses ini kemudian diterjemahkan secara rinci dalam buku Panduan Pembelajaran dan Asesmen yang dilengkapi dengan contoh perencanaan, pelaksanaan dan asesmennya. Dalam dokumen tersebut, disebutkan bahwa proses pembelajaran harus berorientasi pada capaian pembelajaran yang memuat kompetensi esensial, menggunakan pendekatan berbasis proyek (project-based learning), penemuan (inquiry-based learning), dan kolaborasi, dan memfasilitasi siswa untuk belajar secara aktif melalui eksplorasi, elaborasi, dan refleksi.
Pendekatan-pendekatan ini mencerminkan elemen utama dari Deep Learning, terutama dalam hal mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang bermakna dan mendalam.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen dalam Kurikulum Merdeka juga menekankan pentingnya asesmen diagnostik, formatif, dan sumatif untuk memahami perkembangan siswa. Pendekatan ini mendukung Deep Learning dengan cara Asesmen diagnostic untuk mengidentifikasi kebutuhan awal siswa agar pembelajaran lebih relevan, Asesmen formatif untuk memberikan umpan balik selama proses pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman serta Asesmen sumatif berbasis autentik untuk mengukur capaian siswa melalui tugas-tugas yang relevan dengan dunia nyata.
Selain itu, adanya Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka memperkuat integrasi nilai-nilai karakter, keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan problem-solving, yang merupakan inti dari Deep Learning.
Ditinjau dari aspek strategi pembelajaran, Kurikulum Merdeka menggunakan banyak strategi pembelajaran yang mencerminkan pendekatan Deep Learning. Beberapa strategi pembelajaran yang dianjurkan dalam implementasi Kurikulum Merdeka diantaranya:
1. Differentiated Instruction, Guru menyesuaikan strategi pembelajaran dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan siswa, sehingga memastikan semua siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.
2. Project-Based Learning (PjBL), Siswa belajar melalui penyelesaian proyek yang relevan dengan kehidupan mereka. Misalnya, siswa dapat merancang solusi untuk masalah lingkungan di sekitar sekolah, yang melibatkan penelitian, analisis data, dan presentasi.
3. Inquiry-Based Learning, Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan mendalam yang diajukan oleh siswa atau guru. Misalnya, dalam pembelajaran sains, siswa diajak untuk merumuskan hipotesis dan melakukan eksperimen untuk menjawab pertanyaan tersebut.
4. Collaborative Learning, Siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas bersama, sehingga meningkatkan keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan pemecahan masalah.
5. Pembelajaran Berbasis Konteks, (Contextual Learning), Materi pembelajaran dikaitkan dengan situasi nyata atau lokal, sehingga siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam kehidupan sehari-hari.