Terdapat dua jenis dehidrasi, yaitu yang bersifat kwantitatif dan kwalitatif. Dehidrasi kwantitatif adalah kekurangan cairan tubuh yang disebabkan pasokan air kedalam tubuh kurang jumlahnya dari sekian liter perhari yang dibutuhkan. Sedang dehidrasi kwalitatif jumlah pasokan air sudah mencukupi dari kebutuhan, tetapi kwalitas air kurang mencukupi mengandung jumlah zat gizi mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. .
Salah satu tanda spesifik yang dapat dipakai pegangan adalah pada suatu saat merasa sudah cukup minum air bahkan sampai terasa kembung, tetapi rasa haus tidak kunjung hilang atau masih ada rasa ingin minum. Bahkan sudah disertai minum air es yang diyakini menyegarkan atau menghilangkan rasa haus. Keadaan ini dapat terjadi kapan saja meski tidak sedang berpuasa. Dapat diartikan bahwa ini salah satu pertanda telah terjadi dehidrasi kwalitatif.
Pada keadaan puasa dianjurkan untuk berbuka puasa dengan diawali minum atau makan yang bercita rasa manis terlebih dahulu. Rasa manis berasal dari gula, yaitu karbohodrat rantai pendek (disakarida) yang segera dapat dicerna oleh metabolisme tubuh menjadi glukosa. Selanjutnya dengan katalisator insulin metabolisme berlanjut mengolah glukosa menjadi energi yang diperlukan oleh seluruh organ tubuh. Sebagai kompensasi memulihkan tenaga setelah seharian berpuasa.
Dalam mengkonsumsi hidangan berbuka puasa yang bercita rasa manis umumnya juga terdapat masakan favorit yang bersantan, misalnya kolak, bubur sumsum, kue lapis, nagasari, es cendol, es cincau, es dawet, dsb. Dalam mengkonsumsi makanan takjil semacam ini terdapat kecenderungan diselingi minum air untuk menghilangkan rasa haus yang menyertai dan memudahkan menelan serta menetralkan cita rasa makanan ketika berganti menikmati jenis makanan dan minuman yang lain.
Perasaan ingin minum atau haus terkadang terjadi berkepanjangan beberapa jam bahkan sampai selesai salat tearawih serta berlanjut memasuki waktu imsak dan puasa pada hari tersebut. Sampai-sampai ada ungkapan ‘berpuasa kuat menahan lapar tetapi tidak betah menahan haus’. Bahkan ada pemahaman atau mitos yang berlebihan bahwa puasa menyebabkan dehidrasi. Pemahaman ini mungkin salah kaprah atau dapat benar atau salah atau tidak terlalu salah dan tidak terlalu benar.
Bahwa air yang dapat langsung diserap oleh tubuh adalah air yang mempunyai konsentrasi atau konsistensi sebagaimana pengertian air minum pada umumnya atau disebut netral atau dalam ukuran satuan eksponen hidrogen (pH)=7. Bahkan lebih rinci kalau mengacu pada kesiapan penyerapan sel disebut sebagai larutan isotonis atau mengacu pada larutan garam fisiologis dengan satuan ukuran 0,9% atau 9 mg/ml atau 9 g/l.
Pada orang yang berbuka puasa terjadi pasokan air yang lebih pekat melalui minuman dan makanan manis dan berlemak, berminyak atau bersantan. Sudah jamak diketahui bahwa minyak dan air tidak dapat bercampur tanpa zat lain berupa emulgator menjadi larutan emulsi yang memudahkan penyerapan oleh tubuh. Larutan pekat tersebut tidak serta merta langsung dapat diserap oleh tubuh, melainkan membutuhkan waktu yang lebih lama bergantung pada kepekatannya. Kondisi reflek tubuh menimbulkan rasa haus seperti pada tanda-tanda dehedrasi. Untuk sementara boleh jadi telah terjadi dehidrasi, dalam hal ini dehidrasi kwantitatif. Kekurangan sejumlah air untuk media transportasi menuju proses pencernaan atau proses pengenceran menjadi larutan yang mendekati sifat air minum yang netral.
Kondisi dehidrasi kwanitatif dapat pula terjadi pada tingkat awal organ pencernaan, pada bagian setelah tenggorokan atau tepatnya pada saluran makanan (esofagus). Suatu ketika terjadi kemacetan lalulintas makanan minuman di bagian tersebut. Makanan padat tersendat susah untuk ditelan (‘sereten’), sehingga membutuhkan air untuk menggelontorkan ditelan masuk lambung. Dalam hal ini air berfungsi sebgai media transportasi atau mengencerkan makanan padat tersebut. Air mutlak dibutuhkan dalam proses pencernaan, melumatkan makanan menjadi masa semacam bubur dalam proses pencernaan yang panjang.
Karena kapasitas lambung perut ada batasnya menampung pasokan makanan dan minuman, maka ruang untuk menampung air juga bersaing dengan makanan padat. Sehingga rasa haus akan berlangsung lebih lama, apalagi pasokan kwalitas air minum kurang memadai akan memicu terjadinya dehidrasi kwalitatif. Perasaan kenyang oleh makanan padat atau berserat dan perasaan kembung oleh air minum dan rasa haus menyatu menjadi satu rasa yang tidak nyaman dalam menjalankan ibadah puasa. Untuk menghindari terjadinya dehidrasi apapun, kwalitatif maupun kwantitatif atau dehidrasi transportasi sekalipun. Pastikan bahwa konsumsi air minum yang tepat, yaitu air minum formula. Air minum yang komposisi zat gizi mineral tersusun dalam formulasi sedemikian rupa sesuai dengan standar aturan normatif asupan kecukupan gizi.
Tidak semua sumber air minum mengandung mineral yang lengkap. Air minum dari sumber di pegunungan diyakini lebih baik daripada air minum bersumber dari air bersih baku mutu air sungai yang menjadi andalan Perusahaan Pengolahan Air Minum. Demikian juga tidak semua air minum dalam kemasan (AMDK) diformulasikan dalam komposisi yang lengkap sesuai aturan normatif asupan kebutuhan gizi. AMDK yang dikemas dalam kemasan tidak mudah pecah dan food grade dengan berbagai merek dagang dan terdaftar (™, ®) sudah banyak dan mudah didapat diberbagai tempat. Salah satunya adalah air minum AQUA yang sudah banyak dikenal orang, mungkin AMDK yang pertama kali muncul sebelum merek lain ada. Dapat dipastikan bahwa AQUA dibuat dalam pabrik yang mendapat rekomendasi berbagai instansi atau institusi terkait, setelah melalui serangkaian penelitian di laboratorium maupun di lapangan.
Dapat diartikan bahwa kesegaran air minum tidak ditentukan dalam arti segar sesaat setelah keluar dari sumbernya. Juga tidak berarti air yang dingin atau air es atau air minum yang terdapat dalam ruangan ber AC. Kesegaran air minum banyak bergantung pada formulasi komposisi zat gizi mineral yang terkandung didalamnya dan berasa tawar atau tidak berasa selain rasa air itu sendiri.
Mencegah dehidrasi kapan saja, dimana saja dan siapa saja serta memenuhi kebutuhan air minum maupun untuk memasak, sangat dianjurkan untuk memilih air minum formula. Air yang diformulasikan dengan komposisi yang sesuai dengan peraturan asupan kebutuhan gizi. Juga sangat dianjurkan memenuhi kebutuhan jumlah air yang diminum setiap hari paling tidak 8 gelas secara teratur setiap hari.
Sebagaimana dianjurkan oleh Danone Aqua mengajak masyarakat untuk menjalankan puasa sehat dengan menjaga asupan cairan cukup selama berpuasa dan dalam kehidupan sehari-hari selanjutnya. Penerapan pola air minum 8 gelas setiap hari secara teratur, yaitu 2 gelas air minum AQUA ketika berbuka puasa, 4 gelas air minum AQUA ketika makan malam sampai menjelang tidur dan 2 gelas air minum AQUA ketika makan sahur.
Banyak orang melupakan bahwa air minum adalah satu unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Perlu diketahui bahwa zat gizi atau nutrisi terdiri dari dua kelompok besar, yaitu makronutrien dan mikronutrien serta masing-masing kelompok dirinci menjadi tiga bagian. Makronutrien terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein. Mikronutrien terdiri dari vitamin, mineral dan air. Danone AQUA telah menyebarkan pesan untuk menjalankan gaya hidup sehat sepanjang masa, dimulai dari sekarang dengan memenuhi ‘asupan gizi yang tepat saat berpuasa’.
Tags : AQUA242, ASUPAN GIZI TEPAT, RAMADHAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H