Mohon tunggu...
Arif
Arif Mohon Tunggu... Dosen - Bersahabat dengan Bersahaja

Tukang Baca

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Globalisasi untuk Siapa?

4 Juni 2020   00:53 Diperbarui: 4 Juni 2020   00:44 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Transfer teknologi selalu didengungkan sebagai suata cara sederhana untuk memasukkan instrumen pikiran bawah sadar kita bahwa globalisasi itu perlu dan penjajahan ekonomi bukanlah suatu momok yang menakutkan. Kita diberi insting lahiriyah dengan menganggap bahwa negara akan maju jika banyak melakukan kerjasama dengan negara maju dan diharapkan dapat mengambil ilmu dari kerja sama tersebut. 

Berapa banyak pengetahuan yang akan dibagikan negara maju secara gratis, ataukah pengetahun itu hanyalah langka terakhir yang akan diberikan jika negara kita tunduk dalam deal-deal ekonomi dan secara pragmatis dianggap menguntungkan. 

Masih banyak negara lain yang bisa diajak bekerja sama dan saling menguntungkan. Jika nilai ekonomi dianggap segalanya maka bangsa ini akan semakin jauh dari roh dibentuknya Indonesia Raya yang salah satu poinnya untuk mensejahterkan rakyatnya. 

Dengan adanya globalisasi memang menciptakan hubungan kerja sama antar negara dengan prinsip saling menguntungkan dan otomatis akan tunduk pada aturan-aturan yang bersifat universal, sehingga penyelesaian sengketa juga akan menggunakan aturan-aturan internasional. 

Globalisasi ini juga sebenarnya sangat menguntungkan negara-negara tertentu baik dilaksanakan secara adil dan merata maupun dengan teknik-teknik tertentu yang membuat negara lain terikat dan tunduk akan aturan dan kebijkan yang dibuat negara maju tersebu. 

Suka atau tidak suka tanpa adanya globalisis maka suatu negara akan sulit berkembang/ maju, karena negara tersebut hanya bergerak sendiri. Bayangkan anda di suatu desa menjual barang hanya untuk masyarakat desa tersebut, kemudian anda bandingkan jika anda menjual barang tersebut untuk siapa saja, dimana saja, kapan saja. 

Jelas langkah menjual kepada siapa saja yang akan banyak mendatangkan keuntungan. Namun coba anda balik, anda hanya boleh menjual kepada satu orang saja, maka dapat dipastikan harga dan jumlah produksi bisa ditentukan oleh pembeli tersebut.

Kembali pada judul di atas maka jika negara siap menarik pajak pada netflix cs maka kita harus siap jika kebijakan tersebut akan dibalas oleh negara Amerika dengan kebijakan-kebijakan yang mungkin akan mengurangi pendapatan negara kita. 

Siapkah kita jika balasan kebijakan negara Amerika akan menggerus neraca perdagangan Amerika - Indonesia menjadikan nilai negatif plus-plus? 

Siapkah kita jika Amerika menerapkan pajak yang serupa terhadap perusahaan-perusahaan kita yang bekerjasama dan menjual produk-produk ke perusahaan/negara Amerika?

Waktu yang akan menjawab, kedepan kita lihat apakah pemerintah berani menarik pajak digital kepada Netflix perusahaan asal Amerika tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun