Jika kita mendengar kata globalisasi maka pikiran kita langsung akan tertuju pada pergaulan antar negara dunia, tanpa sekat dan tanpa hambatan-hambatan dalam melakukan hubungan kerjasama antar negara dunia.Â
Lalu apakah benar demikian? Tanpa globalisasi apakan suatu negara dapat maju dan berkembang? Ataukah globalisasi hanya akan menguntungkan negara-negara tertentu saja.Â
Hari ini berbagai media memuat berita tentang Presiden Amerika Donald Trump marah, salah satu media memuat judul "Trump marah gara-gara RI pajaki Netflix cs" (m.detik.com; Rabu, 3 Juni 2020).Â
Secara garis besar berita ini memuat sikap pemerintah Amerika Serikat yang akan mengambil tindakan dan upaya untuk melindungi perusahan-perusahan Amerika tersebut.Â
Jika tindakan melindungi perusahaan Amerika dengan memberikan tekanan kepada negara indonesia, maka kita harus membuat perhitungan-perhtungan yang memposisikan negara kita dalam posisi seperti apa. Menguntungkan atau merugikan.Â
Deal ekonomi yang dominan ataukah menonjolkan rasa nasionalis kita. Sederhananya Indonesia diuntungkan secara makro ataukah malah sebaliknya indonesia merugi. Pemerintah mempunyai pertimbangan skala ekonomi yang bisa dipubliskan agar masyarkat secara umum dapat membuat kalkulasinya sendiri.Â
Berapa banyak uang yang kita dapat dari Amerika dan berapa banyak juga uang yang harus kita berikan kepada Amerika, Neraca perdagangan Amerika dan Indonesia benilai positif ataukah negatif, lebih banyak kita membayar kepada Amerika ataukah sebaliknya.Â
Hal-hal seperti ini harus masuk dalam pemikiran pemimpin bangsa agar kedepan negara kita bisa tetap mempertahankan harga diri dengan tetap memperhatikan lalulintas keuangan kita.Â
Netflix hanyalah salah satu contoh bagaimana perusahan asing sangat dilindungi oleh negaranya. Mungkin masih banyak lagi kasus-kasus seperti ini yang tidak naik ke permukaan sehingga hanya menjadi deal-deal sesaat dari aparatur negara yang mungkin saja hanya menguntungkan sesaat namun harga diri bangsa dipertaruhkan.
Jika negara maju menekan negara berkembang dan miskin, maka pertanyaannya adalah pentingkah globalisasi? atau apakah globalisasi hanya sebuah mediah yang digaungkan oleh negara-negara maju untuk dapat menekan negara lain.Â
Globalisasi menjadi alat pembenaran dalam tindakan diskriminasi dari negara maju. Tanpa kita sadari negara kita terbawah dalam arus yang sebenarnya merugikan negara kita.Â
Transfer teknologi selalu didengungkan sebagai suata cara sederhana untuk memasukkan instrumen pikiran bawah sadar kita bahwa globalisasi itu perlu dan penjajahan ekonomi bukanlah suatu momok yang menakutkan. Kita diberi insting lahiriyah dengan menganggap bahwa negara akan maju jika banyak melakukan kerjasama dengan negara maju dan diharapkan dapat mengambil ilmu dari kerja sama tersebut.Â
Berapa banyak pengetahuan yang akan dibagikan negara maju secara gratis, ataukah pengetahun itu hanyalah langka terakhir yang akan diberikan jika negara kita tunduk dalam deal-deal ekonomi dan secara pragmatis dianggap menguntungkan.Â
Masih banyak negara lain yang bisa diajak bekerja sama dan saling menguntungkan. Jika nilai ekonomi dianggap segalanya maka bangsa ini akan semakin jauh dari roh dibentuknya Indonesia Raya yang salah satu poinnya untuk mensejahterkan rakyatnya.Â
Dengan adanya globalisasi memang menciptakan hubungan kerja sama antar negara dengan prinsip saling menguntungkan dan otomatis akan tunduk pada aturan-aturan yang bersifat universal, sehingga penyelesaian sengketa juga akan menggunakan aturan-aturan internasional.Â
Globalisasi ini juga sebenarnya sangat menguntungkan negara-negara tertentu baik dilaksanakan secara adil dan merata maupun dengan teknik-teknik tertentu yang membuat negara lain terikat dan tunduk akan aturan dan kebijkan yang dibuat negara maju tersebu.Â
Suka atau tidak suka tanpa adanya globalisis maka suatu negara akan sulit berkembang/ maju, karena negara tersebut hanya bergerak sendiri. Bayangkan anda di suatu desa menjual barang hanya untuk masyarakat desa tersebut, kemudian anda bandingkan jika anda menjual barang tersebut untuk siapa saja, dimana saja, kapan saja.Â
Jelas langkah menjual kepada siapa saja yang akan banyak mendatangkan keuntungan. Namun coba anda balik, anda hanya boleh menjual kepada satu orang saja, maka dapat dipastikan harga dan jumlah produksi bisa ditentukan oleh pembeli tersebut.
Kembali pada judul di atas maka jika negara siap menarik pajak pada netflix cs maka kita harus siap jika kebijakan tersebut akan dibalas oleh negara Amerika dengan kebijakan-kebijakan yang mungkin akan mengurangi pendapatan negara kita.Â
Siapkah kita jika balasan kebijakan negara Amerika akan menggerus neraca perdagangan Amerika - Indonesia menjadikan nilai negatif plus-plus?Â
Siapkah kita jika Amerika menerapkan pajak yang serupa terhadap perusahaan-perusahaan kita yang bekerjasama dan menjual produk-produk ke perusahaan/negara Amerika?
Waktu yang akan menjawab, kedepan kita lihat apakah pemerintah berani menarik pajak digital kepada Netflix perusahaan asal Amerika tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H