Permukiman merupakan hasil adaptasi manusia terhadap lingkungan dan didasarkan pada kepercayaan masyarakatnya yang terwujud dalam bentuk lingkungan tradisional (lingkungan adat). Konsep tersebut dijalankan dalam unit hunian yang tersusun dalam sebuah pola permukiman yang diteruskan dari generasi ke generasi (Arimbawa & Santhyasa, 2010). Masyarakat adat merupakan entitas budaya dalam sebuah masyarakat yang perlu mendapat perhatian.Â
Di awal tahun 2020, saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, masyarakat adat tidak panik akan hal tersebut, terutama dalam hal ekonomi. Hal ini karena masyarakat adat hidup bergantung pada alam, ladang, dan hutan yang menjadi hal yang fundamental dalam kehidupan mereka. Berbeda dengan lapisan masyarakat lainnya, yang bergantung pada produk pasar.
Ketika membicarakan masyarakat adat, kita membicarakan kebudayaan, tradisi, dan adat istiadat yang menjadi identitas sebuah daerah atau wilayah. Kita perlu menjelaskan kepada masyarakat awam bahwa masyarakat adat bukanlah "masyarakat tradisional atau terbelakang".Â
Masyarakat adat adalah sebuah entitas masyarakat yang memelihara tradisi para leluhur mereka turun temurun, seperti bercocok tanam, beternak, pesta panen, mengobati orang sakit, kuliner, dan tentu saja kehidupan spiritual mereka.Â
Masyarakat adat adalah sebuah etalase kebutuhan hidup yang telah terpenuhi. Mereka tidak menutup diri terhadap perkembangan zaman dan tetap menggunakan sepeda motor, anak-anak mereka tetap belajar membaca dan bersekolah, meskipun fasilitas sekolah mereka berbeda dengan sekolah lainnya. Khususnya dalam konteks masyarakat adat Hukaea Laea yang hidup berdampingan dengan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) di Kecamatan Lantari Jaya. Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.
Pendidikan Anak-Anak Masyarakat Adat Hukaea-Laeya
Dalam konteks pendidikan, masyarakat adat Hukaea-Laeya sulit mendapatkan akses dan fasilitas pendidikan yang berkualitas. Tantangan yang dialami masyarakat adat Hukae-Laeya dalam konteks pendidikan adalah perihal fasilitas dan infrastruktur pendidikan yang terbatas, ketimbang wilayah lain di Bombana, meskipun pemerintah telah memberikan perhatian pada pendidikan di daerah tersebut, namun masih banyak kekurangan dan keterbatasan infrastruktur pendidikan seperti sekolah yang terbatas dan sumber daya guru yang juga masih kurang.Â
Hal ini berdampak pada kualitas pendidikan yang disediakan bagi anak-anak di desa Hukaea-Laeya. Selain itu, permasalahan lainnya adalah perbedaan antara kurikulum nasional dengan kebutuhan lokal.Â
Kurikulum nasional masih mengabaikan kearifan lokal dan budaya masyarakat adat seperti Moronene. Sehingga, banyak pengetahuan dan nilai-nilai budaya yang tidak tersampaikan kepada anak-anak melalui pendidikan formal. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan kurikulum yang mencakup nilai-nilai budaya lokal agar anak-anak dapat mempelajari dan memahami kearifan lokal mereka.
Tidak hanya itu, masalah ekonomi juga menjadi salah satu hambatan dalam memajukan pendidikan di desa Hukaea-Laeya. Banyak keluarga yang masih berpenghasilan rendah dan tidak mampu membiayai pendidikan anak-anak mereka secara penuh. Beberapa anak bahkan terpaksa putus sekolah karena tidak mampu membayar biaya sekolah. Oleh karena itu, diperlukan upaya dari pemerintah dan masyarakat setempat untuk memberikan bantuan atau program beasiswa kepada anak-anak yang membutuhkan agar mereka tetap dapat melanjutkan pendidikan.
Dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat adat, dan lembaga pendidikan. Pemerintah dapat memberikan perhatian lebih pada pendidikan di desa Hukaea-Laeya dengan menyediakan fasilitas dan infrastruktur yang memadai serta memberikan dukungan pada pengembangan kurikulum yang mencakup kearifan lokal.Â
Masyarakat adat juga dapat berperan aktif dalam mendukung pendidikan anak-anak mereka, seperti memberikan dukungan moral dan melibatkan diri dalam proses pembelajaran.Â
Sedangkan lembaga pendidikan dapat memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan lokal, serta memberikan program beasiswa bagi anak-anak yang membutuhkan. Dengan upaya bersama ini, diharapkan pendidikan di desa Hukaea-Laeya dapat maju dan memberikan manfaat bagi perkembangan masyarakat adat setempat.
Selain tantangan dalam hal ketersediaan sumber daya pendidikan, terdapat juga tantangan dalam mempertahankan nilai-nilai dan kearifan lokal di dalam pendidikan.Â
Masyarakat adat Hukaea-Laeya memiliki nilai-nilai dan kearifan lokal yang berbeda dengan masyarakat di luar desa adat tersebut. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan di desa adat tersebut, perlu diperhatikan juga bagaimana pendidikan tersebut dapat mempertahankan dan memperkuat nilai-nilai dan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat adat Hukaea-Laeya.
Tantangan lainnya adalah dalam menggabungkan pendidikan formal dan pendidikan informal yang berbasis pada kearifan lokal. Pendidikan formal yang dijalankan di desa adat Hukaea-Laeya didasarkan pada kurikulum nasional yang ditetapkan oleh pemerintah.Â
Namun, pada saat yang sama, pendidikan informal yang juga dilakukan oleh masyarakat adat Hukaea-Laeya sangat penting dalam mempertahankan dan mengembangkan kearifan lokal mereka. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang tepat dan terintegrasi antara pendidikan formal dan pendidikan informal untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat adat Hukaea-Laeya.
Selain tantangan dalam hal pendidikan, terdapat juga tantangan dalam hal pelestarian adat dan budaya. Meskipun masyarakat adat Hukaea-Laeya telah berusaha untuk mempertahankan dan mengembangkan kearifan lokal mereka, namun masih ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelestarian adat dan budaya di desa adat tersebut.Â
Salah satu faktornya adalah modernisasi dan globalisasi yang dapat mengubah nilai-nilai dan norma-norma yang dianut oleh masyarakat adat Hukaea-Laeya. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang berkelanjutan dalam pelestarian adat dan budaya di desa adat Hukaea-Laeya. Pemerintah dapat memberikan dukungan dan perhatian khusus dalam hal pelestarian adat dan budaya di desa adat tersebut. Selain itu, masyarakat adat Hukaea-Laeya juga dapat berperan aktif dalam menjaga dan memperkuat kearifan lokal mereka.
Secara keseluruhan, tantangan dalam hal pendidikan dan pelestarian adat dan budaya di masyarakat adat Hukaea-Laeya di Bombana masih cukup besar. Namun, dengan upaya yang terintegrasi dan kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat adat, diharapkan dapat tercapai tujuan untuk mempertahankan dan mengembangkan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat adat Hukaea-Laeya.
Menjaga Alam; Menjaga Sehat
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang kaya akan tradisi dan adat istiadat yang masih dipertahankan hingga saat ini. Salah satu aspek penting dari adat istiadat adalah praktik pengobatan tradisional yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Praktik pengobatan tradisional ini merupakan bagian penting dari kebudayaan Indonesia dan sering kali menjadi alternatif bagi masyarakat dalam menjaga kesehatan mereka.
Salah satu daerah di Indonesia yang masih sangat mempertahankan praktik pengobatan tradisional dan pelestarian adatnya adalah Hukaea-Laeya. Daerah ini terletak di Bombana, Sulawesi Tenggara.Â
Masyarakat Hukaea-Laeya masih sangat memegang teguh adat dan tradisi mereka, termasuk dalam hal pengobatan tradisional. Praktik pengobatan tradisional di Hukaea-Laeya masih sangat populer dan dianggap sebagai cara yang ampuh untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit.Â
Masyarakat Hukaea-Laeya memiliki banyak jenis pengobatan tradisional yang diwariskan dari nenek moyang mereka. Beberapa di antaranya adalah menggunakan tanaman obat, mengadakan ritual dan upacara pengobatan, serta menggunakan teknik pijat dan terapi refleksi. Masyarakat Hukaea-Laeya sangat menghargai pengetahuan dan keahlian para ahli pengobatan tradisional mereka, yang biasanya diwariskan dari keluarga ke keluarga.Â
Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun pengobatan tradisional dapat membantu dalam menyembuhkan penyakit, ada beberapa kasus di mana pengobatan tradisional tidak cukup dan pasien harus segera mencari bantuan medis dari dokter modern. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Hukaea-Laeya untuk tetap mengikuti perkembangan teknologi medis dan juga mempertahankan praktik pengobatan tradisional mereka.
Selain praktik pengobatan tradisional, pelestarian adat juga merupakan bagian penting dari budaya dan kebudayaan Indonesia. Di Hukaea-Laeya, pelestarian adat masih sangat dihargai dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Â
Salah satu contohnya adalah dalam hal upacara adat, di mana masyarakat Hukaea-Laeya masih sering mengadakan upacara adat untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan mereka, seperti pernikahan, kelahiran anak, atau pemakaman.Â
Pelestarian adat di Hukaea-Laeya juga melibatkan penghormatan terhadap lingkungan dan alam sekitar. Masyarakat Hukaea-Laeya sangat memperhatikan kelestarian lingkungan dan sering kali menggunakan praktik pertanian yang ramah lingkungan, seperti pola tanam tumpangsari, untuk menjaga keberlanjutan lingkungan mereka.Â
Secara keseluruhan, menjaga kesehatan dan mempertahankan adat istiadat adalah dua hal yang saling terkait dan saling mendukung di Hukaea-Laeya. Praktik pengobatan tradisional dan pelestarian adat merupakan bagian penting dari kebudayaan dan kehidupan sehari-hari masyarakat Hukaea-Laeya.
Tantangan dalam menjaga adat sekaligus kesehatan di masyarakat adat Hukaea-Laeya adalah bagaimana mempertahankan praktik pengobatan tradisional yang telah menjadi warisan turun-temurun sekaligus mengakomodasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Â
Sementara itu, penyebaran informasi dan gaya hidup modern dapat menggeser praktik pengobatan tradisional dan budaya adat. Penting bagi masyarakat adat Hukaea-Laeya untuk mempertahankan praktik pengobatan tradisional yang telah menjadi bagian integral dari kebudayaan mereka. Namun, seiring perkembangan zaman, kebutuhan akan pengobatan modern juga semakin meningkat.Â
Oleh karena itu, penting untuk mengintegrasikan praktik pengobatan tradisional dengan pengobatan modern. Integrasi ini dapat memberikan solusi bagi masyarakat adat dalam menjaga kesehatan dan pelestarian adat.
Selain itu, tantangan lain dalam menjaga adat dan kesehatan adalah memastikan bahwa praktik pengobatan tradisional dan kebiasaan masyarakat adat tidak menimbulkan efek samping yang merugikan kesehatan.Â
Oleh karena itu, perlu adanya pengawasan dan regulasi dari pihak yang berwenang untuk memastikan bahwa praktik pengobatan tradisional yang dilakukan oleh tumpuroo tidak membahayakan kesehatan masyarakat.Â
Di sisi lain, penting juga untuk memperkuat pendidikan dan pengenalan akan kebudayaan adat di kalangan masyarakat muda. Pendidikan dapat membantu menjaga keberlanjutan tradisi dan pengobatan tradisional, serta memberikan pemahaman yang lebih baik tentang nilai dan makna di balik praktik tersebut.Â
Dalam hal ini, pemerintah dapat memainkan peran penting dalam mendorong pemajuan dan pembangunan kesehatan berbasiskan kapasitas masyarakat lokal. Dukungan dan pemberdayaan dari pihak pemerintah dapat membantu mempertahankan praktik pengobatan tradisional dan pelestarian adat, sambil juga memastikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat adat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI