tetapi kau membawa pada suatu peristiwa membaca lagi namamu dengan tertatih.Â
aku seperti seorang idiot yang berbincang dengan kertas basah yang tertulis kata-kata darimu;
perih di dadamu adalah air mataku yang jatuh berhari-hari menangisi kepergianmu bertahun-tahun yang lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!