Pada hari keempat puasa Ramadan ini aku teringat pada teman yuniorku, Aprilia Rahapit. Ada yang memanggilnya April, ada pula yang memanggilnya Pipit. Di lingkungan keluarganya dan teman-teman dekatnya gadis ini dipanggil Pipit.
Pipit bergabung dengan situs berita Obsessionnews.com tempatku bekerja pada tahun 2016. Sebelumnya dia bekerja sebagai reporter sebuah TV dan sebuah media online di Bogor, Jawa Barat. Pada awalnya dia wartawan ekonomi, lalu mengembangkan potensinya dengan menulis berita-berita hiburan, hukum, dan politik.
Ulet. Itu ciri khas Pipit. Dan juga pandai bergaul. Ia mudah mendapat teman-teman baru saat liputan.
Selain menulis, talenta lain yang dimiliki Pipit adalah menyanyi dan berakting. Suaranya lumayan merdu. Sementara di dunia seni peran Pipit pernah ikut bermain sinetron seri OK-Jek pada 2016.
Gadis yang masih single ini sayangnya tak dapat meneruskan kariernya di Obsessionnews.com. Ia mengundurkan diri bekerja pada Februari 2017, karena mengurus ibunya yang sakit. Pada Maret 2017 ibunya berpulang ke rahmatullah. Inna lillahi wa inna illaihi ra jiun. Aku bersama teman-teman sekantor bertakziah ke rumah duka di Bogor.
Pipit memutuskan bekerja di Bogor agar dekat dengan rumahnya, dan sekaligus irit ongkos, he he he.....Saat ini dia bekerja sebagai tenaga marketing di sebuah perusahaan properti di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor. Dunia marketing bukan hal baru baginya. Sebab, jauh sebelum menjadi jurnalis Pipit merintis karier sebagai sales girl di sebuah perusahaan asuransi. Dan hebatnya ia mencatat terbanyak memperoleh klien.
Kadang kala muncul kerinduannya ingin menjadi wartawan lagi. "Tapi, nggak tau kapan ya kembali jadi wartawan. Sekarang konsentrasi dulu cari calon pembeli properti," kata Pipit ketika aku hubungi via telepon pekan lalu.
Aksi Bela Islam
Aku dan Pipit memiliki kenangan yang mengesankan saat meliput Aksi Bela Islam di Jakarta yang menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ditangkap dan dipenjara karena diduga menodai agama Islam.
Aksi demo semakin memanas seusai sholat maghrib. Tak jauh dari Jl Veteran III terdengar beberapa kali tembakan gas air mata. Aku dan Pipit segera memoleskan odol di sekitar mata untuk menangkal gas air mata.
Aku dan Pipit bersyukur bisa menjadi saksi aksi umat Islam yang spektakuler dalam sejarah Republik Indonesia, aksi yang damai, aksi tanpa kekerasan. (***)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H