Perkembanga puisi erat kaitannya dengan perkembangan bahasa, oleh karena itu Penyair harus cermat dalam memilih kata dan gaya bahasa. Penyair memang sering dikatakan bisa menciptakan bahasa 'baru' karena memiliki licentia poetica atau hak khusus dalam menulis sastra. Setidaknya mampu dan memiliki hak untuk menciptakan ungkapan baru. (Hal 72). Atau sebaliknya, penyair bisa juga kembali ke bahasa klasik untuk mengusahakan kecermatan ekspresi seperti yang dilakukan oleh penyair Amir Hamzah.
Karya sastra sering menyediakan jawaban bagi berbagai persoalan, oleh karena itu penyair sering memberikan amanat bagi pembacanya, penyair ingin membantu pembaca yang mencari pegangan dalam menghadapi masalah dalam rohaninya.Â
Bagian ini dibahas Sapardi dalam bab Iman: Manusia dan Pencipta, dengan memberi contoh contoh puisi salah satunya adalah puisi panjang Goenawan Mohamad yang berjudul Gatoloco, puisi yang bersumber pada karya klasik jawa yang erat kaitannya dengan tasawuf, yakni serat Gatholoco. Puisi yang menggoda kita untuk mempertimbangkan dan merenungkan hubungan kawula-Gusti.
Di kebudayaan manapun di belahan dunia ini puisi banyak ditulis sebagai bagian dari simpati kepada orang susah. Hal ini juga dibahas oleh Sapardi, dengan memberi contoh dari puisi Toto Sudarto Bachtiar "Gadis peminta-minta"
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
............................
Duniamu lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas di atas air kotor, tetapi yang begitu kauhafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku