Perasaan gagal terkadang terngiang-ngiang di dalam pikiran kita, sesaat setelah realita yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Hal ini sepertinya kerap dialami oleh beberapa orang dan termasuk saya juga.Â
Memang perasaan tersebut nampaknya terjadi secara alami dan kita pun tidak dapat menolaknya. Di samping itu kita masih memiliki kontrol diri bagaimana kita menyikapi perasaan tersebut. Salah satu caranya dapat diawali dengan cara mengubah sudut pandang terhadap sebuah kegagalan.Â
Hal ini mengingatkan saya pada sebuah kejadian saat sedang duduk di teras rumah. Kebetulan waktu itu cuaca cukup panas sekali, jadi untuk menciptakan suasana yang nyaman, saya siapkan segelas es teh yang siap menghadirkan kesejukan dan kenikmatan.Â
Awalnya saya melihat semua tanaman tampak terlihat baik-baik saja. Namun ada sesuatu hal yang menarik perhatian saya saat itu, yaitu tanaman lidah buaya yang tumbuh dalam pot.Â
Ada yang terletak di tempat teduh dan di tempat panas. Beberapa tanaman lidah buaya tersebut memang terlihat berbeda. Tanaman yang di tempat teduh warnanya hijau segar, sementara yang di tempat panas warnanya nampak kekuningan. Memang tanaman lidah buaya tidak terlalu cocok untuk di tempatkan di tempat panas.Â
Apakah tanaman yang berwarna kekuningan adalah tanaman yang gagal? Jawabannya tidak juga. Kalau tanaman tersebut berada di tempat yang sejuk mungkin tidak berwarna kekuningan.Â
Akan tetapi tanaman lidah buaya itu tidak dapat memindahkan dirinya sendiri ke tempat teduh. Maka dari itu saya pun beranjak dari tempat duduk untuk memindahkannya. Serta tidak lupa saya mengambil air untuk menyegarkan tanaman tadi.
Setelah beberapa hari, tanaman yang tadinya kekuningan nampak berubah warna ke hijau segar. Akhirnya tanaman lidah buaya tersebut tumbuh dengan baik.Â
Dari cerita tersebut saya berkesimpulan bahwa sebenarnya kita tidak gagal, hanya saja berada di tempat dan waktu yang salah. Kita sebagai manusia masih bisa menempatkan diri untuk berada di tempat dan waktu yang tepat.Â
Manusia itu sebenarnya makhluk yang unik dan dikaruniai kemampuan yang beragam. Begitu juga halnya dengan sebuah keberhasilan pada setiap orang, itu semua dapat terjadi dalam waktu dan tempat yang tidak selalu sama. Artinya setiap orang memiliki waktu dan tempat yang berbeda dalam menggapai keberhasilannya.Â
Perasaan gagal bisa muncul karena didasari adanya faktor pembanding. Terkadang tanpa kita sadari bahwa membandingkan diri sendiri dengan orang lain dapat menciptakan perasaan gagal di dalam pikiran. Salah satu contohnya seperti yang terjadi di era sekarang ini, di tengah gempuran sosial media yang tak luput dari keseharian kita.Â