5. Semua orang boleh melakukan kerokan ?
Tidak sepenuhnya benar karena ada beberapa kondisi dimana orang tidak dianjurkan melakukan kerokan, antar lain (eksim, kulit terbakar, jerawat, infeksi bakteri dan jamur)  Kerokan didaerah tersebut justru akan memperparah infeksi atau peradang. Jangan pula melakukan kerokan terhadap pasien yang mengkonsumsi antikoagulan atau pembekuan darah, dan pasien ‘diabetes mellitus’ karena akan berbahaya jika terjadi luka saat dikerok.
Jangan pula melakukan kerokan kepada anak kecil karena kulitnya masih tipis, lunak dan pembuluh darahnya kecil. Kerokan juga tidak dianjurkan kepada ibu-ibu hamil, memang tidak secara langsung mengancam jiwa ibu atau janin, tapi memicu kelahiran prematur. Zat anti-peradangan ‘cytokines‘ yang pada tubuh orang biasa meningkatkan kekebalan tubuh, pada ibu hamil justru akan menyebabkan munculnya zat ‘prostaglandin’.Zat ini bisa memicu kontraksi dini pada kehamilan sehingga berisiko menyebabkan kelahiran prematur.
6. Semua bagian tubuh, boleh untuk dikerok?
Untuk mendapatkan manfaat yang optimal untuk memperlebar pembuluh dan melancarkan aliran darah ke seluruh tubuh, kamu harus memilih pembuluh darah yang panjang dan terhubung ke semua bagian tubuh. Jadi dengan satu gesekan koin, manfaatnya bisa dialirkan lebih jauh.
Punggung sendiri merupakan bagian yang paling ideal untuk kerokan, karena pusat syaraf terpadu dengan pembuluh darah yang paling panjang dan menyebar kemana-mana. Pembuluh darah tepi yang pecah di ujungnya akibat kerokan akan memaksa sekujur pembuluh darah tersebut untuk melebar. Sebaiknya kerokan juga dilakukan dengan arah miring mengikuti ‘dermaton’yaitu arah syaraf menuju kulit yaitu di kanan-kiri tulang punggung. Bayangkan jika kamu memilih pembuluh darah di tangan yang pendek, ya efek kerokan itu cuma di tangan saja.
7. Sehabis kerokan boleh mandi ?
Hal ini sangat tidak dianjurkan, karena pori-pori kulit masih dalam kondisi terbuka. Sebaiknya seka dengan lap basah yang telah dicelupkan dengan air hangat. Aaagar terasa lebih nyaman pakai pula baju hangat/selimut dan jangan lupa makan-makanan yang menghangatkan seperti sup.
Jadi walaupun menfaat kerokan belum begitu meyakinkan namun tidak sepantasnya juga kita serta-merta tidak peduli dengan kekayaan tradisi Indonesia yang satu ini. Â Â Â Siapa tahu kalau diteliti kebaikan lebih lanjut dan dipromosikan dengan benar, kerokan bisa jadi metode pengobatan alternatif yang mendunia.
Oleh karena itu banyak juga hal yang belum kita ketahui dari tradisi yang sebenarnya kita praktikan sehari-harinya. Dan supaya kekayaan kebudayaan kita tetap terjaga dengan baik, sudah seharusnya kita lebih menghargai dan mengenal kearifan lokal yang ada di sekeliling kita ini. Cukup sekian ulasan kali ini, semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H