Mohon tunggu...
Masdim
Masdim Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Belajar nulis adalah belajar menangkap setiap momen kehidupan dengan penghayatan paling total yang dilakuin manusia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Fakta Mengejutkan tentang Kerokan

2 Desember 2016   06:24 Diperbarui: 2 Desember 2016   07:01 3522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai orang Indonesia pasti kita sudah tidak asing lagi dengan metode kerokan dengan cara menggosokan tubuh dengan alat atau kerokan. Saat ini saja berkembang pemahaman dimasyarakat, dikit-dikit jangan minum obat, karena itu kerokan dianggap masyarakat merupakan metode  yang cukup ampuh untuk meredakan beberapa gejala penyakit. Biasanya media yang digunakan yaitu uang koin yang diolesi dengan minyak angin agar lebih licin pada saat proses pengerokan. Cara tradisional ini sudah banyak digunakan orang untuk mengatasi masuk angin, mual, atau tidak enak badan. Kali ini saya akan mengulas sedikit mengenai fakta dan mitos yang ada didalam kerokan yang mungkin beberapa orang belum mengetahuinya. check it out!

1. Kerokan dapat mengeluarkan angin dari tubuh?

Apakah kamu termasuk orang yang merasa semakin yakin bahwa kamu memang dalam kondisi sakit mendengar komentar ibu atau saudaramu yang mengeroki bahwa bekas kerokan di punggungmu merah sekali? Jika iya, mulai sekarang mungkin kamu harus buang jauh-jauh keyakinan itu. Kerokan pada dasarnya merupakan metode memperlebar pembuluh darah tepi yang menyempit atau menutup (vasokontriksi) menjadi lebar (vasodilatasi), hal ini pasti akan meninggalkan bekas merah di kulit.

Pada dasarnya masuk angin bisa merupakan gejala awal dari ‘common cold’atau penyakit infeksi lainnya. Orang awam beranggapan bahwa angin tersebut harus dikeluarkan dari dalam tubuh, antar lain dengan kerokan. Hal ini sebenarnya tidak begitu tepat karena memang bukan hanya angin saja yang menyebabkan rasa tidak enak badan, demam dan pegal-pegal, sakit kepala, atau pilek.

2. Kerokan hanya ada di Indonesia?

Hal ini tentu tidak benar, Pengobatan dengan cara kerokan sudah sangat dikenal sejak ratusan tahun lalu di negara-negara Asia. Misalkan pada masyarakat Vietnam menyebut pengobatan ini  dengan ‘cao gio’, sedangkan di Kamboja dijuluki dengan ‘goh kyol’ (rubbing the wind) dan di China dikenal sebagai ‘gua sua’(menggunakan batu giok sebagai alat pengerok).

3. Bagaimana sebenarnya cara kerja kerokan ?

Pada proses kerokan, terjadi suatu reaksi ‘inflamasi’ atau radang Akibatnya terjadi pelebaran pembuluh darah dan pengeluaran mediator inflamasi. Aliran darah nantinya akan menjadi lancar jika dikerok atau dipijat sehingga lebih banyak oksigen atau nutrisi yang tersedia untuk jaringan otot. Zat-zat yang menyebabkan rasa pegal dapat segera dibawa aliran darah untuk dibuang atau dinetralkan.

Pasca kerokan biasanya nyeri akan berkurang , badan terasa segar dan nyaman karena adanya inflamasi yang ditiimbulkan. Selain meredakan nyeri otot juga akan memicu ‘reaksi kardiovaskuler’, tandanya adalah peningkatan temperatur tubuh secara ringan, sehingga apabila dikerok menimbukan rasa hangat dibadan kita.

4. Kerokan menyebabkan rasa nyeri dan iritasi kulit?

Kerokan yang dilakukan dengan benar tidak akan menyebabkan rasa sakit, para ahli akupuntur berpendapat bahwa saat terjadi pemijatan alat kerokan melalui titik-titik akupuntur sehingga pada akhirnya memperlancar sirkulasi darah. Cara kerokan yang dianjurkan adalah tegak lurus sejajar dengan tulang belakang yang menyamping, lalu sejajajar dengan bahu. Alat kerokan yang digunakan biasanya tumpul menggunakan logam, uang koin dan alat bantu khusus kerokan. Cara mengerok juga tidak boleh terlalu keras karena akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan bisa melukai kulit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun