Kondisi distress ibaratnya kita seperti sedang berada di samping binatang buas yang siap menerkam kita. Kondisi tersebut sama-sama akan membuat tubuh kita berada pada kondisi fight or flight atau dalam kondisi ketegangan. Efek fisik ini yang kadang jarang kita sadari kita sedang memiliki nafas yang pendek, situasi seperti asma, sakit perut, mual, keringat dingin, tangan gemetar, sakit kepala, pusing, dada nyeri, tenggorokan kering, atau jantung berdebar terlalu cepat. Kita perlu menyadari kondisi fisik yang terjadi akibat kondisi distress. Gambaran mengenai kondisi fisik kita ketika respon fight or flight dan ketika kondisi santai ada di bawah ini.
6) Efek Emosional Stres
Kondisi ketegangan akibat stres akan membuat emosi menjadi tertekan dan khawatir. Kondisi ini yang kadang membuat kita mencari pelarian ke perilaku yang tidak berguna, seperti merokok, minum obat-obatan tidur (atau obat-obatan lain tanpa resep dokter), atau perilaku berbelanja secara impulsif. Pada tahap ini kita diminta untuk menggambarkan pikiran dan perasaan apa yang muncul. Apakah marah? Cemas? Depresi? Takut? Frustasi? Putus asa? Gelisah? Bosan? Resah? Sedih? Curiga? Perasaan tidak berharga? Atau kondisi perasaan yang tidak menyenangkan lainnya? Apakah ada kondisi lain yang belum dialami saat ini?
Penggambaran bisa dengan mencoret-coret bagian tubuh mana yang sering mengalami keluhan akibat stres, warna apa yang cocok untuk menggambarkan hal tersebut? Seberapa tebal dan tipis intensitasnya?. Setelah melakukan hal tersebut bagaimana perasaan yang muncul? Apakah kita dapat lebih mengenal kondisi diri sendiri?
7) Pikiran dan Perasaan
Pada bagian ini kita mencoba untuk membuktikan bahwa pikiran stres kita itu benar atau tidak. Misalnya pikiran stres memunculkan bayangan bahwa jika kita tidak bertemu dengan teman itu, kita akan dimusuhi selamanya dan tidak akan ada lagi orang yang menyukai kita. Pikiran inilah yang biasanya akan membuat kita seperti "terjerat" dan sulit keluar dari kondisi tersebut, padahal kondisi tersebut adalah kondisi yang tidak nyaman. Hal yang harus dilakukan bukanlah dengan mengusir pemikiran tersebut, akan tetapi menyadari adanya pikiran tersebut. Kita coba untuk melabel pikiran tersebut masih suatu pemikiran (belum menjadi hal yang nyata dan fakta).
Â
Kondisi pikiran di atas kemudian digeneralisasikan ke suatu emosi atau perasaan tertentu kemudian kita akan menjadi lebih mengenal kondisi diri sendiri. Berikut daftar perasaan yang bisa mewakili kondisi pikiran stres yang muncul.
8) Hubungan Pikiran-Tubuh
Mengenali bagaimana pikiran dan tubuh saling mempengaruhi akan memberikan kita informasi terkait seberapa besar tingkat distress yang kita alami. Pada bagian ini, kita bisa mengamati apa yang sedang kita rasakan -baik secara situasi, pemikiran yang muncul, perasaan yang timbul, bagaimana respon tubuh yang muncul, dan apa yang dilakukan pada waktu itu?- dengan menggunakan tabel berikut :