Mohon tunggu...
Arif Bahtra
Arif Bahtra Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa S.i.kom

Saya seorang freelance videographer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kisah Kakek Lansia yang Menolak Belas Kasihan dan Menebar Insipirasi

26 Desember 2024   21:35 Diperbarui: 27 Desember 2024   11:14 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Harry yang sedang asik berjualan sekaligus bercerita tentang kehidupanya. (sumber: Arif Bahtra)

Yogyakarta, 2024 -- Hujan gerimis membasahi kawasan Kota Baru, Yogyakarta, malam itu. Udara dingin menyelimuti kota, tetapi seorang kakek berusia 63 tahun bernama Harry tetap melangkah dengan penuh keyakinan. Ia menawarkan camilan kepada setiap orang yang ditemuinya. Senyumnya hangat, seolah mengusir rasa dingin yang merayap di sekitarnya.

"Saya tidak mau dikasihani," ujarnya tegas ketika mengenang peristiwa saat seorang remaja memberinya uang Rp200.000 tanpa membeli dagangannya. "Kalau mau membantu, belilah sesuatu. Saya ingin dihargai karena kerja keras, bukan belas kasihan," lanjutnya sambil tersenyum ramah.

Harry bukan sekadar pedagang kaki lima. Ia adalah simbol keteguhan hati yang menolak tunduk pada keadaan. Selama 15 tahun terakhir, ia menjalani hidup sendirian di sebuah rumah kecil yang sederhana. Kehidupan sepi itu bermula setelah ditinggalkan oleh istri dan anak perempuannya.

Meski ditinggalkan, kenangan indah tentang keluarga tetap ia jaga. Di kantong bajunya, selalu tersimpan foto sang anak yang cantik dan manis tersenyum. Foto itulah yang menjadi sumber kekuatan di saat ia merasa lelah dan kesepian.

"Ini yang bikin saya tetap kuat," katanya sambil memperlihatkan foto tersebut dengan mata berbinar.

Kesendirian tidak pernah membuatnya patah semangat. Setiap hari, ia berkeliling menawarkan dagangan, menghadapi cuaca yang tak menentu dengan penuh tekad. Baginya, bekerja bukan hanya soal mencari nafkah, melainkan juga menjaga harga diri.

"Rezeki itu datang kalau kita mau berusaha. Tidak ada alasan untuk menyerah," ujar Harry mantap.

Selain berdagang, Harry juga kerap membagikan nasihat kepada anak-anak muda yang ditemuinya di perjalanan. Ia percaya bahwa semangat pantang menyerah adalah kunci utama untuk meraih kesuksesan.

"Jangan gampang putus asa. Kegagalan itu hanya bagian dari proses menuju sukses," tuturnya dengan penuh keyakinan.

Harry tidak hanya menginspirasi melalui kata-kata, tetapi juga melalui tindakannya. Setiap langkahnya di jalanan Kota Baru adalah bukti bahwa kerja keras dan kejujuran mampu mengalahkan keterbatasan. Ia membuktikan bahwa hidup tidak perlu bergantung pada belas kasihan orang lain.

Malam itu, langkahnya sempat tertahan di bawah lampu jalan yang temaram. Seorang mahasiswa mendekat, membeli camilan sambil tersenyum ramah. Harry melayani dengan sigap dan menawarkan dagangannya yang dibungkus rapi.

"Ini enak Saya jualan punya orang yang jago masaknya," ujarnya sambil tersenyum bangga.

Percakapan singkat pun terjadi. Sang mahasiswa kagum pada semangat hidup Harry yang tetap berkobar meski telah lanjut usia. Sebelum pergi, mahasiswa itu memuji keteguhan hati yang ditunjukkan kakek tersebut.

Harry tersenyum bahagia. Baginya, setiap kisah yang ia bagikan adalah bagian dari misinya untuk memotivasi orang lain, terutama generasi muda. Ketika ditanya tentang impian di masa depan, Harry menjawab dengan nada tenang.

"Saya hanya ingin tetap sehat dan bisa terus bekerja. Selama saya kuat, saya akan tetap berusaha," katanya.

Perjuangan Harry mengajarkan arti harga diri dan ketekunan. Di usianya yang tidak lagi muda, ia membuktikan bahwa semangat bekerja keras dan rasa syukur mampu mengatasi keterbatasan.

Kehadirannya di tengah masyarakat bukan hanya sebagai penjual camilan, tetapi juga sebagai simbol keteguhan hati dan inspirasi bagi siapa saja yang bertemu dengannya. Ia membuktikan bahwa usia dan keterbatasan bukan alasan untuk menyerah.

Setiap hari, Harry bangun sebelum fajar untuk mempersiapkan dagangannya. Ia memastikan semua bahan yang digunakan berkualitas agar pelanggan puas. Baginya, menjaga kepercayaan pembeli sama pentingnya dengan mencari nafkah.

Pernah suatu kali, seorang pelanggan bertanya apakah Harry tidak merasa lelah menjalani hidup seperti ini. Ia hanya tersenyum dan menjawab, "Selama saya bisa bekerja, saya bahagia. Kelelahan itu hilang kalau kita tahu apa yang kita perjuangkan."

Semangat Harry bukan hanya memotivasi, tetapi juga mengubah cara pandang banyak orang tentang kehidupan. Di tengah persaingan hidup yang semakin ketat, ia tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kesederhanaan dan kerja keras.

Hidup bukan soal memiliki harta yang melimpah, melainkan tentang bagaimana menjalani hari-hari dengan keberanian dan ketekunan. Ia percaya bahwa Tuhan akan selalu memberi jalan bagi mereka yang mau berusaha.

Di saat orang seusianya memilih beristirahat, Harry justru terus berjuang. Ia tidak menunggu bantuan datang, tetapi menciptakan peluang dengan tangannya sendiri. Setiap gerimis yang menemaninya di malam-malam dingin Yogyakarta bukanlah hambatan, melainkan pengingat bahwa hidup harus terus berjalan, apa pun tantangannya.

Malam itu, gerimis di Kota Baru membawa lebih dari sekadar kesejukan. Ia membawa kisah tentang semangat dan keteguhan hati yang patut dikenang.

Kakek Harry telah mengajarkan bahwa hidup bukan tentang apa yang kita miliki, melainkan tentang bagaimana kita menjalani setiap harinya dengan penuh harga diri dan rasa syukur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun