Sahabat Kompasiana, selamat datang kembali dalam catatan Rifa...
Pada kesempatan kali ini saya Rifa akan menulis tentang koneksi antar materi-modul 2.2 sebagai salah satu tugas mandiri CGP Angkatan sembilan. Disini saya sebagai CGP akan melakukan refleksi pengetahuan sebelum, selama dan sesudah mempelajari modul 2.2.
Yang dapat CGP simpulkan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai pemimpin pembelajaran setelah mempelajari pembelajaran sosial dan emosional adalah setelah CGP mempelajari modul Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE), maka CGP sebagai pemimpin pembelajaran menyadari pentingnya PSE dalam menciptakan pembelajaran inklusif dan berfokus pada kebutuhan siswa, sebagai guru CGP tidak hanya mengejar target materi pembelajaran tuntas tapi juga terampil dalam mengelolah sosial dan emosional diri untuk dapat bersikap dalam memperhatikan, memahami serta mendukung berkembangnya sosial dan emosional siswa agar siswa lebih siap dan sukses terjun pada lingkungan untuk mencapai kebahagiannya.
Apa kaitan pembelajaran sosial dan emosional yang telah CGP pelajari dengan modul-modul sebelumnya?
Keterkaitan modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional dengan modul sebelumnya:Â
Sebelum mempelajari modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional (PSE), CGP kurang mampu mengontrol diri dalam menghadapi siswa yang melakukan kesalahan dan berfikir apa yang telah dilakukan kepada siswa benar untuk menjadikan siswa jera, tetapi setelah mempelajari PSE ini CGP merefleksi apa yang telah dilakukan selama ini adalah salah sehingga perlu adanya pembenahan dalam sosial dan emosionalnya. Selama ini CGP menganggap dengan pembelajaran berdiferensiasi lelah cukup dalam mengakomodasi kebutuhan siswa, ternyata setelah mempelajari PSE perlu adanya integrasi antara pembelajaran diferensiasi dan PSE agar mampu menciptakan kebutuhan mental, sosial dan emosional murid siap untuk belajar.
Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), ada 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah
- Pentingnya kesadaran sosial dan emosional
- Nilai kesadaran penuh (mindfullness)
- Pelaksanaan pembelajaran sosial dan emosional dalam lingkungan kelas dan sekolah secara komprehensif
Dalam kompetensi sosial dan emosional meliputi:
1. Kesadaran diri
Kesadaran diri adalah kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.
Contoh:
- Dapat menggabungkan identitas pribadi dan identitas sosial
- Mengidentifikasi emosi-emosi dalam diri
- Menunjukkan integritas dan kejujuran
- Dapat menghubungkan perasaan, pikiran dan nilai-nilai
- Menguji dan mempertimbangkan prasangka dan bias
- Memiliki pola fikir bertumbuh
- Mengembangkan minat dan menetapkan arah tujuan hidup
2. Managemen diri
Menagemen diri adalah kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran dan perilaku diri secara efektif dalanm berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan aspirasi.
Contoh:
- Mengelola emosi dengan baik
- Mengidentifikasi dan menggunakan strategi-strategi pengelolaan stress
- Menunjukkan disiplin dan motivasi diri
- Merancang tujuan pribadi dan bersama
- Terampil dalam merancang dan mengorganisir
- Berani untuk mengambil inisiatif
- Mendemonstrasikan kendali diri dan dalam kelompok
3. Kesadaran sosial
Kesadaran sosial adalah kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya dan konteks yang berbeda-beda.
Contoh
- Mmendemonstrasikan empati dan welas asih
- Menunjukkan kepedulian atas perasaan orang lain
- Mengidentifikasi ragam norma sosial
- Memahami dan mengekspresikan rasa syukur
- Mempertimbangkan pandangan/pemikiran orang lain
- Mengakui kemampuan/kekuatan orang lain
4. Kemampuan berelasi
Kemampuan berelasi adalah kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif
Contoh:
- Berkomunikasi dengan efektif
- Mengembangkan relasi/hubungan positif
- Memperlihatkan kompetensi kebudayaan
- Mempraktikkan kerjasama tim, pemecahan masalah secara kolaboratif
- Dapat melawan tekanan sosial yang negatif
- Menunjukkan sikap kepemimpinan dalam kelompok
- Mencari dan menawarkan bantuan apabila dibutuhkan
- Turut membela hak-hak orang lain
4. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab adalah kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (Well being) diri sendiri, masyarakat, dan berkelompok.
Contoh
- Menunjukkan rasa ingin tahu dan keterbukaan pikiran
- Mengidentifikasi/mengenal solusi dari masalah pribadi dan sosial
- Berlatih membuat keputusan beralasan/masuk akal, setelah menganalisis informasi, data, dan fakta
- Mengantisipasi dan mengevaluasi konsekuensi-konsekuensi dari tindakannya
- Menyadari bahwa keterampilan berpikir kritis sangat berguna baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah
- Merefleksikan peran seseorang dalam memperkenalkan kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, keluarga, dan komunitas
- Mengevaluasi dampak/pengaruh dari seseorang, hubungan interpersonal, komunitas, dan kelembagaan
Kesadaran Penuh (Mindfulness)
Kesadaran penuh adalah kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja/sadar pada kondisi saat sekarang. Dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan yang sebenarnya telah ada dalam diri manusia secara alami tanpa perlu diajarkan ataupun ditumbuhkan.
Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional di Kelas dan SekolahÂ
Ada tiga cara implementasi pembelajaran sosial dan emosional di kelas dan sekolah, yakni:
1. Pengajaran Eksplisit
Implementasi PSE dengan pengajaran eksplisit memastikan murid memiliki kesempatan yang konsisten untuk menumbuhkan, melatih, dan berefleksi tentang  kompetensi sosial dan mosional  dengan cara yang sesuai  dan terbuka dengan keragaman budaya. Pengajaran eksplisit KSE dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.  Pendidik dapat menggunakan berbagai proyek, acara atau  kegiatan sekolah  yang rutin  untuk mengajarkan kompetensi sosial dan emosional secara eksplisit.
2. Integrasi dalam Praktik Mengajar Guru dan Kurikulum Akademik
Untuk mengintegrasikan KSE dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, tujuan Kompetensi Sosial Emosional dapat diintegrasikan ke dalam konten pembelajaran dan strategi pembelajaran pada materi akademik, serta musik, seni, dan pendidikan jasmani. Mengajar Guru dan Kurikulum Akademik Untuk mengintegrasikan KSE dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, tujuan Kompetensi Sosial Emosional dapat diintegrasikan ke dalam konten pembelajaran dan strategi pembelajaran pada materi akademik, serta musik, seni, dan pendidikan jasmani.
3. Menciptakan Iklim Kelas dan Budaya Sekolah Salah satu upaya mengubah lingkungan sekolah (iklim kelas dan sekolah),
- adalah melalui praktik guru dan gaya interaksi mereka dengan murid, atau dengan mengubah peraturan dan harapan sekolah.
TEKNIK S-T-O-P
Untuk melatih kesadaran penuh menggunakan teknik STOP antara lain :
S Â = Â Stop (berhenti sejenak dari aktivitas)
T = Â Take of Breath (ambil nafas dalam)
O Â = Â Observe (amati sensasi pada tubuh, perasaan, pikiran, dan lingkungan)
P Â = Â Proced (selesai dan lanjutkan)
Dengan demikian yang bisa CGP terapkan di kelas adalah:
- Bagi siswa dikelas dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang telah terintegrasi dengan pembelajaras sosial dan emosional bagi muridd  dengan harapan menciptakan pembelajaran yang well-being  dan berkembang secara sosial dan emosionalnya.
- Bagi rekan sejawat: menularkan praktik baik dengan menjadi contoh yang baik dalam penerapan
- pembelajaran diferensiasi yang terintegrasi dengan
Demikian Koneksi Antar Materi terkait dengan pembelajaran modul 2.2 program guru penggerak angkatan 9 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional, semoga CGP sebagai agen perubahan dappat menerapkan dan memberikan praktik baik untuk siswa, rekan sejawat dan lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H