Mohon tunggu...
Arif Syamsul
Arif Syamsul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Utopis

Universitas Pasundan

Selanjutnya

Tutup

Music

Interpretasi Kondisi Saat Ini dalam Lagu Rosemary: Ekonomi

21 Juli 2021   13:51 Diperbarui: 21 Juli 2021   15:10 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Latar Belakang

Hari ini, masyarakat Indonesia harus melapangkan dada lagi untuk kembali beraktivitas karena beredar kabar jika pemerintah telah menentukan perpanjangan PPKM daruat – yang semulanya akan berakhir pada 20 Juli 2021, kini diperpanjang sampai akhir bulan Juli – dan kembali diumumkan akan berakhir pada tanggal 25 Juli 2021 jika angka penularan virus menurun.

Dilansir dari CNBC Indonesia, kabar tersebut disampaikan oleh Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Efendi. Beliau menyatakan jika perpanjangan ini memiliki beberapa resiko, salah satunya terkait bantuan sosial atau bansos. Beliau juga menyatakan jika pemerintah tidak bisa memikulnya sendiri soal bansos dengan meminta semua pihak saling gotong royong antar masyarakat, termasuk pihak universitas juga diminta untuk membantu.

Mungkin, Pemerintah kita ingin mengikuti jejak dari negara tetangganya, yakni Vietnam, untuk saling membantu antara pemerintah dan masyarakatnya dalam mengatasi penyebaran Covid-19. Satu hal yang membedakan antara “gotong royong”-nya Indonesia dan Vietnam adalah jika di Vietnam, masyarakatnya diminta untuk menyumbang pengumpulan dana buat pembelian vaksin.

Lah? Waktu kemarin kenapa dana bansos dikorupsi? Sekarang malah nyuruh masyarakat untuk bergotong royong selama PPKM. Padahal, sebelum Pemerintah menyatakan hal tersebut, beberapa masyarakat baik kelompok maupun individu, sudah lebih dulu mekakukannya dengan slogan ‘Warga Bantu Warga’.

Dengan memelarnya masa PPKM darurat, masyarakat, terutama kelas menengah sampai ke bawah, harus kembali memutar otak untuk bertahan hidup dalam masa-masa krisis seperti ini. Pelaku usaha pun harus dipaksa sekreativitas mungkin untuk menarik peminat agar tetap menafkahi pegawainya. Pun sama dengan kepala keluarga yang harus tetap mendapatkan penghasilan agar dapur tetap ngebul.

Selain itu, Sekolah pun yang dijanjikan akan mulai tatap muka pada bulan Juli 2021 juga harus diundur kembali entah sampai kapan karena lonjakkan kasus penyebaran Covid-19 yang meningkat. Menggabut kembali para pelajar di rumah ka;au belajar online lagi...

Melihat keadaan negara seperti ini, saya pikir, ini bisa diinterpretasikan dalam sebuah lagu dari band Rosemary yang berjudul “Ekonomi”. Sebelum ke pembahasan, saya ingin menerangkan dengan singkat terlebih dahulu tentang band dan lagunya yang akan kita bahas.

Tentang Rosemary

Rosemary adalah sebuah band indie dari Bandung beraliran Skatepunk. Pembentukkan Rosemary berawal dari pertemanan dalam sebuah komunitas skateboards di Bandung pada tahun 1997. Personil final Rosemary diantaranya:  Indra Gatot (gitar/vocal), Iink (gitar/vocal), Fajar (bass/backing vocal), dan Denny (drum). Selama melanglang-buana di pelbagai panggung dan penggemarnya semakin banyak, mereka menjuluki para penggemarnya dengan nama WARS (We Are Skatepunkers). WARS tak hanya merajalela di tanah kelahirannya, beberapa kota-kota besar seperti Jakarta pun ikut tergabung dalam komunitas penggemar Rosemary tersebut.

Rosemary meluncurkan album ketiganya pada 2019 dengan judul “Letter to Friends”. Album tersebut berisikan 10 lagu dengan dua diantaranya menggunakan bahasa Ibu/Indonesia. Lagu tersebut diantaranya: Come on, Night Life, Ekonomi, Tell Me Tell Me .. Baby, Brothers Sisters, Liar, Number One, The Jokes, A Whistle of a Rose, dan Ooh .. Bobby.

Tafsiran Lirik Lagu (Pandangan Subjektif)

Ekonomi hidup kita
Ekonomi tak pernah sama
Kita harus bergerak
kita harus bekerja
Karena ekonomi

Disaat seperti ini, mungkin terlihat jika ada kesenjangan ekonomi. Orang yang berada jelas bisa teriak ‘jaga protokol kesehatan’ karena segala kebutuhan sandang dan pangan yang mampu tercukupi. Sedangkan orang yang tidak mampu teriak ‘tetap kerja’ karena mereka terpaksa harus turun kelapangan meski keadaannya seperti ini demi mencukupi kebutuhan primernya yaitu makan.

Seperti yang terjadi pada awal bulan lalu, seorang tukang bubur di Kota Tasikmalaya didenda 5 juta rupiah karena melanggar PPKM darurat. Mulanya, Pak Sawa yang berdagang di sekitar jalan Galunggung, kecamatan Tawang, Tasikmalaya, terjangkit operasi penertiban jam malam karena dagangan buburnya terbukti melayani pembeli yang makan di tempat. Sialnya, pembeli tersebut sempat diingatkan untuk tidak makan di tempat, namun mereka mengacuhkan sehingga terpaksa dilayani.

Keputusan denda tersebut mungkin sebagai efek jera bagi pelanggar, namun dirasa berat karena nominalnya yang cukup besar disaat posisi cari uang saja susah dimasa PPKM ini. Beruntunglah berita tersebut viral karena muncullah sosok dermawan dari anggota DPR Fraksi Partai Gerindra, yakni Andre Rosiade, yang membantu meringankan beban Pak Sawa dengan melunasi denda dari pelanggaran PPKM tersebut.

Ekonomi tiap orang memang tidak pernah sama. Bersyukurlah kalian yang masih mendapatkan penghasilan tetap karena bisa untuk membeli nutrisi agar terhindar dari virus dan segala kebutuhan yang mencukupi untuk test swab/PCR maupun untuk isoman. Jangan lupa bantu orang-orang di sekitar!

Kejahatan semakin banyak
Kemiskinan tak terelakkan
Apa yang kita lakukan?
Kita harus berpikir
Karena Ekonomi

Kebijakan PPKM darurat ini berimbas pada sektor perdagangan. Contoh kasusnya seperti yang terjadi di Jakarta Timur, para penyedia jasa servis handphone terpaksa turun ke pinggir jalan untuk menawarkan jasa servis lantaran ditutupnya Mal Pusat Grosir Cililitan (PGC). Penyebab mereka turun ke jalan adalah meskipun kiosnya ditutup, biaya sewa kios masih tetap harus dibayar.

Seperti yang dibicarakan dalam video you tube-nya Dr. Tirta yang berjudul “#suaratirta: PPKM DARURAT EFEKTIF?”, ia menyebutkan jika Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, memberi pernyataan bahwa “PPKM terkendali, yang tidak terkendali tunjuk muka saya!”. Nah, diatas mungkin bisa menjadi bukti yang bisa ditunjukkan. HEHEHE33x.

Bila keadaan saat PPKM begini terus, tingkat kemiskinan kemungkinan akan naik. Jika itu terjadi, sangat ditakutkan bila seseorang akan melakukan kejahatan. Kejahatan bisa saja dilakukan karena kondisi seseorang yang sudah hilang harapan, mereka bisa melakukan di luar rasional dan melakukan segala cara demi memenuhi kebutuhan perut.

Sangat diharapkan Pemerintah jika ingin menerapkan kebijakaan PPKM darurat demi menekan angka penyebaran virus,tapi harus di seimbangkan juga dengan kebutuhan sembako agar PPKM darurat ini berjalan dengan efektif dan masyarakat tetap bisa bertahan. Bayangkan jika kebutuhan nutrisi tidak tercukupi, hal tersebut bisa saja menurunkan imunitas pada tubuh. Ya, ujung-ujungnya terpaparlah virus juga kalau seperti ini. Repot lagi, kan?

Kata wanitaku
Hidup kamu harus berubah

Kata wanita dalam lirik tersebut anggap saja sosok Ibu. Dalam keadaan seperti ini, para pelajar mungkin sedang merasakan diposisi jenuh karena aktivitas belajar daring. Sering sekali setiap malam pasti selalu tiba-tiba overthinking karena hidup selalu begini terus – bingung harus melakukan apa agar berguna dalam kondisi seperti ini. Apakah kalian merasakan juga? Sama, kok, saya juga terkadang suka merasakan itu selama ini.

Terkadang sosok Ibu selalu menasihati jika kegiatan selama pandemi ini hanya tidur, makan, dan main gim yang pola lingkaran setan itu terus diulang, tapi ada juga sosok Ibu yang membebaskan segala apa pun aktivitasnya – mungkin mengerti dengan keadaan seperti ini.

Seiring berjalannya waktu, rasa ingin berubah pada diri sendiri akan terlaksana sesuai kondisi. Banyak cara yang bisa dilakukan dalam pengembangan diri, contohnya seperti pengembangan dalam keahlian yang ingin/sedang ditekuni dan berdagang/bekerja untuk menambah uang saku/meringankan beban orang tua. Apa pun yang akan dilakukan, tetaplah jalani. Kelak nanti akan menjadi bekal yang berguna jikalau studi kalian sudah selesai. Kalian orang-orang hebat yang bisa bertahan sejauh ini!

Kata Presidenku
Tenang, semua pasti bahagia
Tapi banyak suara
Terlalu banyak suara
Selalu suara

Dilihat dari lirik tersebut terdapat kata Presiden. Pada bulan Juni sampai sekarang, beberapa organisasi kampus mulai membawa kembali ingatan-ingatan tentang cuitan/pernyataan dari Presiden kita, Joko Widodo, yang terbilang utopis.

Contohnya seperti yang telah viral beberapa bulan ini dengan judul “JOKOWI: THE KING OF LIP SERVICE” yang disematkan oleh BEM UI kepada Presiden Jokowi yang dikritik karena Pak Presiden selalu mengobral janji manis yang tidak sesuai dengan realitanya.

BEM FISIP UNPAD pun turut andil dalam mengkritisi kinerja Presiden Jokowi. Dalam postingan Instagram-nya terdapat majas pertentangan inuendo yang merupakan majas sindiran dengan cara mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Majas tersebut terdapat pada headline­-nya di slide pertama yakni “Kami Bersama Presiden Jokowi” lalu dibalas dengan punch line yang menggelitik pada slide kedua yakni “TAPI BOONG”. Sama seperti BEM UI, alasan tersebut karena Pak Presiden dalam beberapa pernyataannya selalu tidak sesuai dengan yang dilakukannya, bahkan terbilang absurd.

Daftar Pustaka: 

satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun