Disaat seperti ini, mungkin terlihat jika ada kesenjangan ekonomi. Orang yang berada jelas bisa teriak ‘jaga protokol kesehatan’ karena segala kebutuhan sandang dan pangan yang mampu tercukupi. Sedangkan orang yang tidak mampu teriak ‘tetap kerja’ karena mereka terpaksa harus turun kelapangan meski keadaannya seperti ini demi mencukupi kebutuhan primernya yaitu makan.
Seperti yang terjadi pada awal bulan lalu, seorang tukang bubur di Kota Tasikmalaya didenda 5 juta rupiah karena melanggar PPKM darurat. Mulanya, Pak Sawa yang berdagang di sekitar jalan Galunggung, kecamatan Tawang, Tasikmalaya, terjangkit operasi penertiban jam malam karena dagangan buburnya terbukti melayani pembeli yang makan di tempat. Sialnya, pembeli tersebut sempat diingatkan untuk tidak makan di tempat, namun mereka mengacuhkan sehingga terpaksa dilayani.
Keputusan denda tersebut mungkin sebagai efek jera bagi pelanggar, namun dirasa berat karena nominalnya yang cukup besar disaat posisi cari uang saja susah dimasa PPKM ini. Beruntunglah berita tersebut viral karena muncullah sosok dermawan dari anggota DPR Fraksi Partai Gerindra, yakni Andre Rosiade, yang membantu meringankan beban Pak Sawa dengan melunasi denda dari pelanggaran PPKM tersebut.
Ekonomi tiap orang memang tidak pernah sama. Bersyukurlah kalian yang masih mendapatkan penghasilan tetap karena bisa untuk membeli nutrisi agar terhindar dari virus dan segala kebutuhan yang mencukupi untuk test swab/PCR maupun untuk isoman. Jangan lupa bantu orang-orang di sekitar!
Kejahatan semakin banyak
Kemiskinan tak terelakkan
Apa yang kita lakukan?
Kita harus berpikir
Karena Ekonomi
Kebijakan PPKM darurat ini berimbas pada sektor perdagangan. Contoh kasusnya seperti yang terjadi di Jakarta Timur, para penyedia jasa servis handphone terpaksa turun ke pinggir jalan untuk menawarkan jasa servis lantaran ditutupnya Mal Pusat Grosir Cililitan (PGC). Penyebab mereka turun ke jalan adalah meskipun kiosnya ditutup, biaya sewa kios masih tetap harus dibayar.
Seperti yang dibicarakan dalam video you tube-nya Dr. Tirta yang berjudul “#suaratirta: PPKM DARURAT EFEKTIF?”, ia menyebutkan jika Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, memberi pernyataan bahwa “PPKM terkendali, yang tidak terkendali tunjuk muka saya!”. Nah, diatas mungkin bisa menjadi bukti yang bisa ditunjukkan. HEHEHE33x.
Bila keadaan saat PPKM begini terus, tingkat kemiskinan kemungkinan akan naik. Jika itu terjadi, sangat ditakutkan bila seseorang akan melakukan kejahatan. Kejahatan bisa saja dilakukan karena kondisi seseorang yang sudah hilang harapan, mereka bisa melakukan di luar rasional dan melakukan segala cara demi memenuhi kebutuhan perut.
Sangat diharapkan Pemerintah jika ingin menerapkan kebijakaan PPKM darurat demi menekan angka penyebaran virus,tapi harus di seimbangkan juga dengan kebutuhan sembako agar PPKM darurat ini berjalan dengan efektif dan masyarakat tetap bisa bertahan. Bayangkan jika kebutuhan nutrisi tidak tercukupi, hal tersebut bisa saja menurunkan imunitas pada tubuh. Ya, ujung-ujungnya terpaparlah virus juga kalau seperti ini. Repot lagi, kan?
Kata wanitaku
Hidup kamu harus berubah
Kata wanita dalam lirik tersebut anggap saja sosok Ibu. Dalam keadaan seperti ini, para pelajar mungkin sedang merasakan diposisi jenuh karena aktivitas belajar daring. Sering sekali setiap malam pasti selalu tiba-tiba overthinking karena hidup selalu begini terus – bingung harus melakukan apa agar berguna dalam kondisi seperti ini. Apakah kalian merasakan juga? Sama, kok, saya juga terkadang suka merasakan itu selama ini.