Mohon tunggu...
AArdi
AArdi Mohon Tunggu... Buruh - buruh

menulis dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bayangan di Balik Papan Tulis

14 Juli 2024   08:25 Diperbarui: 14 Juli 2024   08:27 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ada apa, Pak Firman?" tanya Iksan dengan tenang.


"Ini tentang Wida. Dia mengeluh nilainya tidak keluar. Orang tuanya juga sudah bertanya-tanya. Anda tahu siapa dia, bukan?"


Iksan tersenyum tipis. "Saya tahu, Pak. Tapi kita harus adil. Wida memang tidak mengerjakan soal-soal ujian dengan baik. Nilainya memang tidak layak keluar."


Firman menghela napas. "Saya mengerti, Pak Iksan. Tapi Anda harus paham, kita bekerja di sini. Ada baiknya kita sedikit fleksibel. Ini demi kelangsungan kita semua."


Iksan menatap Firman dengan pandangan penuh arti. "Pendidikan, Pak Firman, bukanlah warung tegal yang bisa dikelola dengan cara seenaknya. Ini tentang membentuk masa depan."


Firman terdiam, merasa terpojok dengan kata-kata Iksan. "Saya paham idealisme Anda, Pak Iksan. Tapi realita tidak selalu seindah itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun