Penulis teringat dengan sebuah ungkapan, bunyinya kurang lebih begini (ad-dunya mazra’at al-akhirah) artinya dunia adalah ladang akhirat. Tanah tak pernah kejam dan khianat, apa yang kita tanam itulah yang kita dapat. Begitupun dengan dunia ini, disebut ladang akhirat karena nanti akan ada balasan yang Allah berikan sesuai dengan amal yang kita perbuat di dunia. Bila benih-benih kebaikan yang kita tanam di dunia, kebaikan pulalah yang akan kita panen nanti di akhirat, begitu juga sebaliknya.
Kita tidak boleh terlalu berfokus pada akhirat saja dan mengabaikan kehidupan dunia, karena kita juga diberi jatah di dunia ini. Asalkan kita tidak berlebihan dan tamak terhadap kesenangan dunia. Namun bila orientasi utama kita hanya tertuju kepada dunia maka kita menjadi manusia yang melupakan tugas sebagai seorang hamba (pengabdi). Percuma dunia hidup senang, tapi di akhirat nasibnya malang.
4. Berbuat Kebaikan
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman yang artinya:
"Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka mendapat kebahagiaan dan tempat kembali yang baik."
(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 29)
Quraisy Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah memperjelas ayat diatas yaitu Orang-orang yang tunduk kepada kebenaran dan melakukan amal saleh, akan memperoleh akibat dan tempat kembali yang baik.
Bersikap baik kepada orang lain akan membuat kita lebih bahagia. Di sini Al-Qur'an mengingatkan kita bahwa agar kita merasa lebih bahagia, kita harus terus-menerus berusaha untuk berbuat baik kepada orang lain. Dengan bersikap baik, berarti kita telah mengamalkan apa yang telah Allah tetapkan untuk kita dalam Al-Qur'an. Saat berbuat baik maka aura positif akan menghinggapi kita, banyak orang yang merasa lebih bahagia setelah dia berbuat baik. Semakin banyak kebaikan yang kita lakukan semakin banyak kebahagiaan yang kita dapatkan. Dengan berbuat kebaikan kita merasa hidup kita jadi lebih bermakna karena kita bisa bermanfaat bagi orang lain.
5. Beribadah
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman yang artinya:
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."
(QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)
Sayyid Quthub menuturkan bahwa pada hakikatnya, jin dan manusia diciptakan untuk suatu tujuan tertentu. Kedua makhluk tersebut punya satu tugas yang hanya ditujukan pada Allah SWT. Tugas ini tentunya harus dilaksanakan secara mutlak tanpa kecuali.