Belajar dari kisah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wa Salam, umur 4 bulan dalam kandungan Ayahanda wafat, tak sempat merasakan hangatnya belaian seorang Ayah, saat Nabi masih kanak-kanak  giliran Sang Ibunda yang wafat, sehingga beliau diasuh oleh Kakek Abdul Muthallib, namun kurang lebih hanya 3 atau 4 tahun Nabi diasuh oleh kakek beliau. Saat usia 9 tahun Kakek beliau pun meninggal dunia.
Masa remaja Nabi pun dihabiskan untuk bekerja, mengembala hingga berdagang bersama paman beliau Abu Thalib.
Mengapa sedemikian berat ujian Nabi? Ternyata ada pelajaran dibalik itu semua. Allah sedang melatih Nabi, karena Nabi akan mengemban amanat yang besar dan Rasulullah akan dihadapkan dengan ujian dan persoalan yang lebih berat.Â
Para Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad pun juga diberikan ujian yang lebih berat ketimbang manusia biasa seperti kita. Demikianlah cara Allah mendidik manusia pilihan-Nya.Â
4. Memperoleh KebahagiaanÂ
Tujuan dari kuliah, adalah agar mendapat relasi yang luas, pekerjaan yang layak dan yang paling penting memperoleh kebahagiaan. Buat apa juga punya relasi yang luas, jabatan tinggi namun tak memperoleh kebahagiaan. Begitupun dengan Universitas kehidupan, dengan mengikuti kurikulum dari Allah dan berpedoman dengan Al-Qur'an dan Hadits yang diajarkan Rasulullah, insya allah kita akan mampu lulus dari ujian dan memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun akhirat.
5. KesimpulanÂ
Pada intinya, belajar itu sepanjang masa tanpa batas waktu, tempat maupun usia, baik formal maupun non formal.Â
Ki Hajar Dewantara pernah mengatakan "Jadikanlah setiap tempat itu sekolah dan semua orang itu guru." maksudnya belajarlah dimanapun kita berada, baik di sekolah, di rumah ataupun tempat tongkrongan dan dengan siapapun kita berbaur, tak pedulilah orang itu kaya ataupun miskin. Pelajaran itu bisa datang dari siapa saja dan dalam keadaan apa saja. Mengambil pelajaran dengan mendengarkan cerita dari mereka dan menggali hikmah dibalik sebuah peristiwa bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H