Mohon tunggu...
arifah wulansari
arifah wulansari Mohon Tunggu... Administrasi - lifestyle blogger

Menulis untuk belajar. Kunjungi blog saya di www.arifahwulansari.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Aturan Boleh dan Tidak Boleh Saat Kerokan

24 November 2017   08:20 Diperbarui: 24 November 2017   16:10 57864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Materi Presentasi Prof.Dr.dr. Didik Gunawan Tamtomo

3. Boleh kerokan dengan membentuk berbagai macam pola

Saat kerokan biasanya ada pola tertentu yang digunakan sebagai acuan saat menggosokkan benggol atau koin gobang pada kulit. Misalnya pola garis vertikal atau pola horisontal. Mau pilih pola seperti apa, boleh saja dan tidak ada larangan. Namun ada pola kerokan yang menurut peneliti paling tepat yaitu pola sebagai berikut :

Pola kerokan yang tepat menurut peneliti. Sumber : Materi Presentasi Prof.Dr.dr. Didik Gunawan Tamtomo
Pola kerokan yang tepat menurut peneliti. Sumber : Materi Presentasi Prof.Dr.dr. Didik Gunawan Tamtomo
Pola semacam ini yang paling ideal untuk dilakukan kerokan pada area punggung karena punggung adalah pusat syaraf terpadu dengan pembuluh darah yang paling panjang dan menyebar kemana-mana. Pembuluh darah tepi yang pecah di ujungnya akibat kerokan akan memaksa sekujur pembuluh darah tersebut untuk melebar. Sebaiknya kerokan juga dilakukan dengan arah miring di kanan-kiri tulang punggung.  

Sumber gambar : Materi Presentasi Prof.Dr.dr. Didik Gunawan Tamtomo
Sumber gambar : Materi Presentasi Prof.Dr.dr. Didik Gunawan Tamtomo
Sayapun biasa menggunakan pola kerokan seperti anjuran peneliti ini. Namun silahkan saja kalau mau mengikuti pola anjuran peneliti atau tetap memakai pola kerokan yang sudah biasa dilakukan selama ini, monggo saja.

4. Wanita hamil boleh kerokan

Saya pernah mendengar info bahwa wanita yang sedang hamil tidak boleh kerokan. Mitosnya jika kerokan, maka kulit bayinya saat lahir akan jadi belang-belang seperti pola kerokan yang biasa dibuat. Tapi mitos ini tidak benar karena selama saya merasakan hamil sebanyak 2 kali, saya tetap saja kerokan ketika sedang masuk angin. Dan alhamdulilah kedua anak saya juga terlahir dengan kondisi kulit yang putih bersih dan sehat. Selain itu ada juga informasi yang pernah saya baca menyebutkan bahwa kerokan pada wanita hamil bisa memicu kelahiran premature. Tentang benar atau tidaknya info tersebut saya kurang paham.

Akan tetapi secara pribadi saya sudah membuktikan sendiri bahwa kerokan aman bagi ibu hamil. Ketika sedang hamil saya tetap kerokan dan kehamilan saya juga sehat-sehat saja. Bayi saya lahir sesuai perkiraan HPL serta tidak terjadi kontraksi dini. Namun saat sedang hamil saya memang lebih berhati-hati ketika kerokan. Bagian tubuh yang tidak boleh dikerok saat hamil adalah area perut dan leher. Selain itu posisi kerokan jangan sambil tengkurap, melainkan dengan posisi duduk.

Mari Lestarikan Warisan Pengobatan Tradisional Kerokan
Mari Lestarikan Warisan Pengobatan Tradisional Kerokan
Dunia medis memang tidak mengenal penyembuhan penyakit lewat kerokan, namun kerokan ini juga tidak dilarang. Kerokan adalah pengobatan tradisional yang mudah, murah, mesra, manjur dan perlu untuk tetap dilestarikan. Saya sendiri sudah berkali-kali membuktikan kemanjurannya. Bahkan infonya pengobatan tradisional kerokan semacam ini tidak hanya dilakukan di Indonesia saja namun juga di negara lain seperti China, Vietnam dan Thailand. Sebagai salah satu gambaran, di Vietnam terdapat fenomena yang mirip dengan masuk angin. Namanya 'trung gio'. Pengobatannya pun sama seperti di Indonesia, yaitu dengan kerokan. Kerokan sendiri di Vietnam disebut dengan istilah 'cao gio'. Sementara kalau di dataran Cina, kerokan disebut dengan 'gua sha'.

Tentang aturan boleh dan tidak boleh saat kerokan yang saya tuliskan ini memang tidak ada buku panduan referensinya, namun hal ini saya dapatkan berdasarkan pengalaman serta pesan dari orang tua yang pernah saya dengar dan sudah saya praktekkan sendiri hingga saat ini. Semoga bermanfaat ya... dan selamat kerokan :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun