[caption id="attachment_361201" align="aligncenter" width="300" caption="Gigiku tumbuh rapi, putih bersih dan sehat"]
Untuk urusan makanan saya juga berusaha untuk tidak mengenalkan permen pada anak saya karena saya khawatir manisnya permen dapat merusak giginya. Boleh percaya boleh tidak, anak saya baru kenal permen saat ia berumur 4 tahun. Itupun hanya sebatas tau rasanya saja, tidak berlanjut jadi kegemaran. Anak saya juga termasuk tipe anak yang tak suka jajan karena memang tidak pernah saya biasakan untuk jajan.
Sejak kecil hal yang paling digemarinya adalah minum susu. Ini mungkin merupakan salah satu penyebab kenapa gigi anak saya tumbuh sehat dan kuat seperti sekarang. Susu sangat kaya akan kalsium yang berfungsi menguatkan gigi. Gula yang terkandung secara alami dalam susu yaitu laktosa juga memiliki sifat kariogenik yang lebih rendah jika dibandingkan dengan jenis gula yang terkandung pada glukosa dan fruktosa. Sehingga saya juga selalu memilihkan produk susu yang bebas gula tambahan bagi anak saya demi menjaga kesehatan giginya.
Sesudah makan dan minum susu, saya juga selalu membiasakan pada anak saya untuk banyak minum air putih dan mengkonsumsi buah-buahan. Hal ini berfungsi untuk menyingkirkan kotoran dan bakteri di mulut sehingga tidak mudah berkembang biak dan merusak gigi.
Kini anak saya sudah berusia 5 tahun. Kebiasaan menyikat gigi pagi dan malam sudah melekat erat pada dirinya sehingga saya tidak pernah merasa kesulitan untuk mengajaknya sikat gigi. Justru terkadang anak saya yang mengingatkan orangtuanya jika salah satu dari kami ada yang lupa menyikat gigi. Kebiasaan sikat gigi pagi dan malam sudah jadi rutinitas bagi keluarga saya, meski begitu kadang saya juga menyisipkan permainan dalam kegiatan ini untuk mencegah kejenuhan pada anak saya. Yaitu dengan melakukan permainan saling menyikat gigi. "Ayo kita main saling sikat gigi, adek menyikat gigi mama dan mama menyikat gigi adek" begitu permainannya. Aktivitas ini membuat suasana gosok gigi jadi terasa lebih menyenangkan dan mempererat kebersamaan diantara kami sekeluarga. Melalui kegiatan permainan saling sikat gigi ini saya juga bisa mengajarkan cara menyikat gigi yang benar pada anak saya, jadi tidak hanya sekedar menyikat gigi saja. Teknik menyikat giginya pun harus tepat seperti cara berikut :
- Gunakan pasta gigi berflouride seukuran biji kacang hijau untuk anak dan sepanjang bulu sikat untuk orang dewasa
- Gunakan sikat gigi dari arah gusi ke gigi (prinsip merah-putih) dengan gerakan seperti mencungkil
- Sikat permukaan gigi bagian dalam dengan gerakan dari arah gusi ke gigi (prinsip merah-putih)
- Sikat permukaan gigi geraham dengan gerakan maju mundur
- Sikat permukaan lidah dengan gerakan menarik sikat ke arah luar
[caption id="attachment_361378" align="aligncenter" width="300" caption="Permainan Saling Sikat Gigi"]
Meski anak saya belum pernah sakit gigi, namun saya rutin mengajaknya berkunjung ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali. Anak saya tidak takut pada dokter gigi karena sejak kecil saya juga tidak pernah menakut-nakutinya dengan cerita tentang seramnya berkunjung ke dokter gigi. Saya dan suami juga rutin melakukan scalling untuk membersihkan plak / karang gigi. Meski sudah rutin gosok gigi nyatanya memang masih saja ada plak/karang gigi yang terbentuk di sela-sela gigi dan mengganggu penampilan. Kunjungan rutin ke dokter gigi yang kami lakukan merupakan upaya pencegahan serta deteksi dini penyakit gigi dan mulut yang mungkin saja terjadi seperti gigi berlubang dan lain-lain. Biaya kunjungan ke dokter gigi sebelum sakit gigi tentunya juga lebih murah jika dibanding kunjungan saat sakit gigi.
[caption id="attachment_361379" align="aligncenter" width="497" caption="Aku nggak takut periksa ke Dokter Gigi Lho"]
[/caption]14193261962081675689Perawatan kesehatan gigi dan mulut pada anak merupakan hal yang mudah tapi sangat penting. Hal ini jadi sangat mudah asalkan dibiasakan pada anak sedini mungkin, serta sangat penting karena mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan.