Sakit yang diderita oleh artis Gugun Gondrong itu sebenarnya bermula dari sakit gigi. Tampak sepele awalnya, namun karena dibiarkan berlama-lama infeksi yang terjadi pada gigi akhirnya menjalar sampai ke otak hingga menyebabkan kondisi kesehatan Gugun jadi seperti sekarang. (Sumber : Kesaksian dari Alm.Ayah Gugun Gondrong dalam acara TV Hitam Putih)
Masalah kesehatan gigi dan mulut memang sangat berperan dalam menunjang kesehatan secara keseluruhan. Tak hanya itu, kondisi gigi dan mulut yang tidak sehat juga akan menimbulkan efek gangguan psikologis seperti munculnya rasa minder, tidak percaya diri dan lain-lain. Efek yang lebih jauh lagi adalah kondisi sistem pengunyahan yang buruk, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kualitas penyerapan gizi dan makanan ke dalam tubuh. Apabila hal ini terjadi pada anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan tentu bisa kita bayangkan bagaimana efek domino dari kekurangan gizi yang mungkin terjadi.
Mulut merupakan pintu gerbang tubuh. Sebagai orang dewasa mungkin kita pernah mengalami rasanya sakit gigi. Bayangkan jika hal ini terjadi pada anak-anak. Tentu mereka akan jadi susah makan lantaran sakit gigi. Berkurangnya asupan nutrisi pada anak jelas akan mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan serta daya tahan tubuh anak.
Mengingat begitu pentingnya kesehatan gigi dan mulut bagi kesehatan secara menyeluruh, maka sebagai ibu saya berusaha menerapkan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak saya dimulai sejak ia masih bayi.
Bagaimana caranya?
Saya sudah mulai menanamkan kebiasaan merawat kesehatan gigi dan mulut pada anak saya sejak ia berusia 6 bulan. Meski saat itu anak saya belum tumbuh gigi, tapi saya sudah mulai rutin membersihkan gusi anak saya dengan menggunakan kain kasa steril yang dicelup dengan air hangat matang. Hal ini saya lakukan untuk membersihkan sisa susu yang melekat pada gusi dan saya lakukan setiap kali sesudah mandi dan sebelum menidurkan anak saya pada malam hari.
[caption id="attachment_361198" align="aligncenter" width="300" caption="Meski belum tumbuh gigi, tapi aku sudah mulai belajar sikat gigi sejak bayi"][/caption]
Saat anak saya berumur 9 bulan, saya mulai menggunakan sikat gigi bayi yang terbuat dari karet yang bisa disarungkan ke ujung jari untuk membersihkan gigi anak saya yang sudah mulai tumbuh. Hal ini juga untuk merangsang pertumbuhan gigi yang lain, karena sikat gigi karet tersebut juga bisa digigit-gigit. Bahan karetnya juga sangat lembut dan aman untuk bayi.
[caption id="attachment_361200" align="aligncenter" width="300" caption="Lihaat..gigi pertamaku mulai tumbuh"]
Semakin bertambah umur, gigi anak saya makin banyak yang tumbuh. Saya bersyukur karena gigi anak saya tumbuh dengan rapi dan sehat. Saat ia berusia 2 tahun gigi susunya sudah tumbuh lengkap berjumlah 20 buah. Saat itulah saya mulai mengenalkan sikat gigi dan bagaimana cara menggunakannya pada anak saya. Pada perkenalan pertama tersebut saya memilihkan sikat gigi yang sesuai dengan ukuran mulut dan gigi anak saya. Dengan susunan bulu sikat yang datar dan berujung lembut serta memiliki bentuk dan warna gangang sikat yang menarik bagi anak-anak. Pada awalnya saya masih belum memperkenalkan penggunaan pasta gigi karena anak saya belum bisa berkumur dengan baik serta masih punya kecenderungan untuk menelan pasta giginya. Sehingga penggunaan pasta gigi baru saya terapkan saat anak saya berusia 3 tahun.
[caption id="attachment_361201" align="aligncenter" width="300" caption="Gigiku tumbuh rapi, putih bersih dan sehat"]
Untuk urusan makanan saya juga berusaha untuk tidak mengenalkan permen pada anak saya karena saya khawatir manisnya permen dapat merusak giginya. Boleh percaya boleh tidak, anak saya baru kenal permen saat ia berumur 4 tahun. Itupun hanya sebatas tau rasanya saja, tidak berlanjut jadi kegemaran. Anak saya juga termasuk tipe anak yang tak suka jajan karena memang tidak pernah saya biasakan untuk jajan.
Sejak kecil hal yang paling digemarinya adalah minum susu. Ini mungkin merupakan salah satu penyebab kenapa gigi anak saya tumbuh sehat dan kuat seperti sekarang. Susu sangat kaya akan kalsium yang berfungsi menguatkan gigi. Gula yang terkandung secara alami dalam susu yaitu laktosa juga memiliki sifat kariogenik yang lebih rendah jika dibandingkan dengan jenis gula yang terkandung pada glukosa dan fruktosa. Sehingga saya juga selalu memilihkan produk susu yang bebas gula tambahan bagi anak saya demi menjaga kesehatan giginya.
Sesudah makan dan minum susu, saya juga selalu membiasakan pada anak saya untuk banyak minum air putih dan mengkonsumsi buah-buahan. Hal ini berfungsi untuk menyingkirkan kotoran dan bakteri di mulut sehingga tidak mudah berkembang biak dan merusak gigi.
Kini anak saya sudah berusia 5 tahun. Kebiasaan menyikat gigi pagi dan malam sudah melekat erat pada dirinya sehingga saya tidak pernah merasa kesulitan untuk mengajaknya sikat gigi. Justru terkadang anak saya yang mengingatkan orangtuanya jika salah satu dari kami ada yang lupa menyikat gigi. Kebiasaan sikat gigi pagi dan malam sudah jadi rutinitas bagi keluarga saya, meski begitu kadang saya juga menyisipkan permainan dalam kegiatan ini untuk mencegah kejenuhan pada anak saya. Yaitu dengan melakukan permainan saling menyikat gigi. "Ayo kita main saling sikat gigi, adek menyikat gigi mama dan mama menyikat gigi adek" begitu permainannya. Aktivitas ini membuat suasana gosok gigi jadi terasa lebih menyenangkan dan mempererat kebersamaan diantara kami sekeluarga. Melalui kegiatan permainan saling sikat gigi ini saya juga bisa mengajarkan cara menyikat gigi yang benar pada anak saya, jadi tidak hanya sekedar menyikat gigi saja. Teknik menyikat giginya pun harus tepat seperti cara berikut :
- Gunakan pasta gigi berflouride seukuran biji kacang hijau untuk anak dan sepanjang bulu sikat untuk orang dewasa
- Gunakan sikat gigi dari arah gusi ke gigi (prinsip merah-putih) dengan gerakan seperti mencungkil
- Sikat permukaan gigi bagian dalam dengan gerakan dari arah gusi ke gigi (prinsip merah-putih)
- Sikat permukaan gigi geraham dengan gerakan maju mundur
- Sikat permukaan lidah dengan gerakan menarik sikat ke arah luar
[caption id="attachment_361378" align="aligncenter" width="300" caption="Permainan Saling Sikat Gigi"]
Meski anak saya belum pernah sakit gigi, namun saya rutin mengajaknya berkunjung ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali. Anak saya tidak takut pada dokter gigi karena sejak kecil saya juga tidak pernah menakut-nakutinya dengan cerita tentang seramnya berkunjung ke dokter gigi. Saya dan suami juga rutin melakukan scalling untuk membersihkan plak / karang gigi. Meski sudah rutin gosok gigi nyatanya memang masih saja ada plak/karang gigi yang terbentuk di sela-sela gigi dan mengganggu penampilan. Kunjungan rutin ke dokter gigi yang kami lakukan merupakan upaya pencegahan serta deteksi dini penyakit gigi dan mulut yang mungkin saja terjadi seperti gigi berlubang dan lain-lain. Biaya kunjungan ke dokter gigi sebelum sakit gigi tentunya juga lebih murah jika dibanding kunjungan saat sakit gigi.
[caption id="attachment_361379" align="aligncenter" width="497" caption="Aku nggak takut periksa ke Dokter Gigi Lho"]
[/caption]14193261962081675689Perawatan kesehatan gigi dan mulut pada anak merupakan hal yang mudah tapi sangat penting. Hal ini jadi sangat mudah asalkan dibiasakan pada anak sedini mungkin, serta sangat penting karena mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan.
Pada anak-anak yang giginya kurang terawat biasanya akan mudah mengalami masalah seperti gigi berlubang atau karies gigi. Karies gigi yang tidak segera ditangani pada akhirnya dapat menyebabkan masalah bau mulut dan juga infeksi pada mulut. Pada kasus gigi berlubang pada anak tentu juga akan menyebabkan rasa tidak nyaman seperti ngilu atau nyeri saat mengunyah makanan. Akibatnya anak jadi tidak mau makan dan jumlah nutrisi yang masuk ke dalam tubuh jadi berkurang. Jika gigi berlubang tersebut didiamkan saja maka akibat yang lebih berat adalah hal ini berpotensi menjadi sumber infeksi yang bisa menyebar ke bagian tubuh lain seperti mata, hidung, pencernaan, jantung, ginjal bahkan otak seperti yang dialami oleh artis gugun gondrong yang saya sampaikan di awal tulisan ini.
Beberapa penelitian yang pernah saya baca juga menunjukkan bahwa ada hubungan antara bertumpuknya bakteri di rongga mulut dengan penyakit berat seperti serangan jantung, diabetes, sepsis hingga bayi lahir dengan berat badan rendah serta kelahiran prematur. Itulah sebabnya pada wanita hamil, pemeriksaan kesehatan gigi kini merupakan hal yang wajib untuk dilakukan.
Gangguan kesehatan gigi dan mulut yang terjadi pada anak tentu akan menyebabkan tumbuh kembangnya jadi tidak optimal serta mengganggu proses belajar. Masa emas antara 0-3 tahun merupakan masa yang tak akan bisa terulang lagi sehingga kesehatan gigi dan mulut pada masa tersebut harus jadi perhatian bagi para orangtua agar semakin mendukung dalam proses pemberian asupan nutrisi yang optimal pada anak.
Kebiasaan menggosok gigi pagi dan malam yang saya terapkan pada anak saya sejak bayi terbukti telah mengantarnya tumbuh jadi anak yang sehat dan cerdas seperti sekarang. Karena giginya terawat dengan baik sejak kecil, hasilnya anak saya tak pernah sakit gigi dan asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuhnya juga optimal. Kini anak saya juga sudah pandai menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi. Pasta gigi pepsodent gigi susu jadi pilihan saya dalam rangka menjaga kesehatan gigi susu anak saya. Pasta gigi produk dari unilever ini memang diformulasikan khusus untuk gigi susu anak dengan kandungan flouride, kalsium, protein dari ekstrak susu dan rasa buah-buahan segar yang disukai anak. Sikat gigi pagi dan malam secara rutin menggunakan pasta gigi pepsodent gigi susu terbukti membantu melindungi dan menjaga gigi susu anak saya agar tetap kuat dan sehat.
[caption id="attachment_361381" align="aligncenter" width="499" caption="Sikat Gigi Lucu dan Pepsodent Gigi Susu"]
Indonesia Sehat Berawal Dari Keluarga Sehat
Unilever merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai macam merk produk kebersihan keluarga seperti sabun mandi, pasta gigi, sabun cuci piring, sabun cuci baju dan lain-lain. Kualitas produk unilever sudah terbukti memuaskan dan aman digunakan masyarakat. Selain terus berupaya mengembangkan usaha bisnisnya, perusahaan unilever juga sangat concern dalam melakukan kegiatan kampanye Untuk Indonesia Sehat. Melalui kegiatan kampanye ini Unilever berupaya mewujudkan cita-cita yang telah ditetapkan sebagai target utama pelaksanaan Unilever Sustainable Living Plan (USLP) yaitu 1 miliar penduduk dunia yang meningkat taraf kesehatan dan kebersihannya dengan cara mengintegrasikan program kesehatan, higienitas dan nutrisi. Secara nasional target yang ingin dicapai dalam USLP ini adalah 100 juta masyarakat Indonesia yang mengadopsi gaya hidup bersih dan sehat pada tahun 2020.
Kebiasaan sikat gigi pagi dan malam yang telah saya terapkan pada keluarga saya tentu sangat mendukung kampanye Untuk Indonesia Sehat ini. Karena pada dasarnya Indonesia Sehat bisa benar-benar terwujud karena berawal dari kebiasaan sehat di dalam keluarga. Seperti yang sudah saya sampaikan bahwa masalah kesehatan gigi dan mulut sangat menunjang kesehatan secara keseluruhan, sehingga jangan pernah menyepelekan kesehatan gigi keluarga kita. Bisa jadi kebanyakan masalah susah makan yang biasa terjadi pada anak sebenarnya hanya karena masalah kesehatan gigi anak yang kurang terperhatikan. Jika kesehatan gigi anak terjaga tentunya konsumsi makanan sehari-harinya juga tidak akan mengalami gangguan. Nutrisi yang masuk secara optimal ke dalam tubuh akan semakin memperkuat daya tahan tubuh anak serta mendukung perkembangan kecerdasan otak yang lebih baik. Hasilnya anak akan tumbuh jadi generasi penerus bangsa yang lebih sehat dan cerdas. Dan ini semua berawal dari gigi anak yang sehat.
[caption id="attachment_361202" align="aligncenter" width="506" caption="Gigiku Sehat, Otakku Smart"]
[caption id="attachment_361203" align="aligncenter" width="614" caption="Gigiku Sehat, Tubuhku Tumbuh Sehat dan Kuat"]
Target 100 juta masyarakat yang ingin dicapai dalam kampanye Untuk Indonesia Sehat ini mungkin tampak seperti jumlah yang fantastis namun jika setiap keluarga mau bergerak bersama dalam memulai pola hidup bersih dan sehat sejak saat ini niscaya angka 100 juta bukanlah hal yang berat. Saya dan keluarga saya sudah turut berpartisipasi dalam menyukseskan program ini. Bagaimana dengan keluarga anda?
*)Seluruh foto yang digunakan dalam tulisan ini merupakan Koleksi Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H