Mohon tunggu...
Arifahrrm
Arifahrrm Mohon Tunggu... Lainnya - sedang belajar menulis

ingin terus tumbuh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terombang-ambing Kepelikan

2 November 2020   08:31 Diperbarui: 2 November 2020   08:46 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dalam dekap menjalar-

hangat, ibarat rasa layaknya lazuardi terbentang 

megah- di semenanjung himalaya

tentu, menenangkan

namun,

dalam sedetik bungah tak henti resah

juga semenit gerimis berujung tangis- hadirnya petrikor tak ayal membawa setitik harap

menentramkan; pun hanya sejenak

pada bab ini terlalu pelik, hingga berlanjut menerjang kisah

karena pada bab ini kata hanyalah angin lalu

dan kita ibarat

raga yang layu

yang terombang ambing dicecar ribuan kasih dan cela

yang diambang patah dan juga dibalut luka

tapi tunggu-

jangan berjibaku

jangan pula beradu rayu

sederhana saja; bab akhir dari segala pelik

hanyalah berserah

kepada-Nya,

Sang Pemilik Jiwa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun