dalam dekap menjalar-
hangat, ibarat rasa layaknya lazuardi terbentangÂ
megah- di semenanjung himalaya
tentu, menenangkan
namun,
dalam sedetik bungah tak henti resah
juga semenit gerimis berujung tangis- hadirnya petrikor tak ayal membawa setitik harap
menentramkan; pun hanya sejenak
pada bab ini terlalu pelik, hingga berlanjut menerjang kisah
karena pada bab ini kata hanyalah angin lalu
dan kita ibarat
raga yang layu
yang terombang ambing dicecar ribuan kasih dan cela
yang diambang patah dan juga dibalut luka
tapi tunggu-
jangan berjibaku
jangan pula beradu rayu
sederhana saja; bab akhir dari segala pelik
hanyalah berserah
kepada-Nya,
Sang Pemilik Jiwa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H