Suami Ibu Elen, yang katanya sarjana teknik nuklir lulusan Perguruan Tinggi ternama, begitu teganya meninggalkan Ibu Elen, dengan membawa uang dari penjualan hasil bumi yang dikelola bersama dengan Ibu Elen.
Saya hanya mendengarkan cerita yang meluncur dari bibir Ibu Deti. Saya juga tidak tahu mau menanggapi dengan ekspresi yang bagaimana.
Ekspresi saya saat itu, seperti ketika saya istirahat malam sehabis pulang kerja, tapi diajak ngobrol ngalor ngidul sama istri. Saya hanya menjawab satu dua kata, kadang saya pura-pura menanyakan sesuatu hal, padahal hal tersebut baru saja diomongin istri. Ra dong blas, ngah-ngoh, Â ndang-ndong, istilah Jawa nya.
Mangkanya daripadanya yang bagaimana, saya bisa memahami ketika KPU meniadakan debat calon wakil presiden. Karena calon wakil presiden semuanya laki-laki, paling mereka ketika berdebat hanya mengeluarkan satu dua kata. Pah-poh saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H