SEMANGAT PAGI
Salam sehat, salam sukses dunia akhirat.
Masih ingat tidak dengan tulisan sebelumnya yang membahas perihal kriteria properti yang layak tangkap (hot deal bahkan great deal)?
Yes, kriteria properti yang layak tangkap atau layak dibeli dapat disingkat dengan cahatilokodok. Apa itu? ini penjelasannya.
Memang, dalam berburu properti yang layak dibeli untuk investasi tidaklah semudah membalik telapak kaki gajah, kita wajib terus mengasah kemampuan negosiasi, insting mencari properti. Insting ini akan semakin tajam seiring denggan seringnya mencari properti yang akan dibeli, ibarat seorang atlit profesional yang sukses karena banyak latihan. Tidak ada seorangpun atlit yang berhasil tanpa latihan. Setiap melihat penawaran properti, diamati dahulu lingkungan sekitarnya, catat nomor kontaknya lalu hubungi. Tidak perlu kaget dengan harga penawaran yang kita anggap terlalu tinggi namanya juga harga penawaran. Kriteria cahatilokodok adalah enam kriteria properti yang sangat besar kemungkinan untuk dapat dibeli tanpa modal sendiri yaitu pakai modal bank. CAshflow yang baik, HArga yang menarik bahkan di bawah njop, moTIvasi penjual, LOkasi properti wajib yang strategis, KOndisi properti yang terawat, DOKumen properti yang lengkap dan legal.Â
Tidak bisa dipungkiri bahwa kita hidup di negara Indonesia yang memiliki budaya adat ketimuran yang belum terbiasa dengan pembicaraan to the point, Jadi saat kita menanyakan ke penjual, kita harus melakukan dengan cara yang jitu.Â
Misal saat menanyakan perihal cashflow dari properti yang diincar, semisal properti rumah kos, kita tanyakan saja jumlah kamar kos, dengan sebelumnya kita sudah ada data harga sewa kamar kos di sekittar properti tersebut sehingga tinggal mengalikan dengan jumlah kamar yang akan dapat diketahui cashflow pendapatan sewa kos properti tersebut.
Selanjutnya saat menanyakan harga, ajukan pertanyaan "berapa harga yang ditawarkan?" sehingga dengan pertanyaan tersebut, si penjual sudah dapat menangkap maksud bahwa kita akan melakukan penawaran harga.
Saat bertanya hal motivasi, tanyakan kepada penjual seperti sudah kenal istilahnya sok kenal sok deket, "sudah berapa lama tinggal?", "kan sayang kalau dijual?".
Dalam hal lokasi properti, sebaiknya memang kita melihat langsung lingkungan sekitar properti, properti yang dekat kuburan, dekat dengan tempat pembuangan sampah, di bawah sutet, sebaiknya diskip tidak perlu disurvey. Namun properti yang letaknya strategis, harus disurvey apakah dekat dengan sekolah, dekat dengan mall, dekat dengan akses toll itu yang akan menambah nilai jual properti.
Kondisi bangunan, kita dapat menanyakan sejak kapan bangunan didirikan, jika penjual tidak mengetahui, bisa dibantu dengan mencari data imb properti tersebut. Kondisi bangunan saat ini, jika kondisinya sudah rusak berat, maka faktor renovasi wajib diperhitungkan.
Terakhir perihal dokumen, pengecekan dokumen sertifikat dapat dilakukan langsung di BPN bersama dengan pemilik properti, atau titip ke notaris. Pengecekan PBB dapat dilakukan di Bapenda setempat. Namun biasanya penjual enggan melakukan tahap tersebut ketika belum deal harga. Maka sebaiknya kita wajib negosiasi harga terlebih dahulu, ikat dengan ppjb dan skm.
Demikian tulisan kali ini, walaupun terlihat tidak ringan, jika niat kita menjadi investor properti kuat, maka tantangan seperti ini wajib dilalui yaitu dengan terus berlatih.
Semoga bermanfaat,Â
salam sehat, salam sukses dunia akhirat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H