Tak Hanya itu, dalam testimony yang diberikan, Ia menjelaskan bahwa pilihannya untuk melakukan retreat slag bekerja merupakan hal yang tepat. Ia merasa bahwa dengan masuk pada nuansa yang baru, ia mampu menjaga tingkat stress yang ada.Â
Pola inilah yang menciptakan daya inovasi yang cukup Tinggi. Dengan demikian ia mampu menghasilkan sejumlah karya yang bermanfaat tidak Hanya bagi dirinya sendiri melainkan juga untuk Masyarakat. Â Percaya atau tidak, hingga saat ini, ia tetap menjalankan rutinitas baru ini, work from destination.
Agar dapat terus produktif, work from destination harus dikelola melalui etos kerja yang tinggi. Budaya dan semangat kerja harus menyasar pentingnya kita untuk mentapai target kinerja sesuai rencana.Â
Selain itu, menuliskan prioritas aktivitas sehari-hari merupakan langkah yang akan mengamankan pemikiran kita untuk tetap fokus pada sasaran. Ada saatnya bekerja, ada saatnya juga untuk menenangkan pikiran dengan berwisata. Keseimbangan itulah yang akan mempertahankan stabilitas kondisi psikologis kita selama pandemik.
Satu hal yang patut dipikirkan adalah bila ternyata kita harus hidup berdampingan dengan Covid-19 dalam waktu yang cukup lama. Maka sangat dimungkinkan sistim kerja baru ini akan menjadi sebuah gaya hidup baru. Kuncinya ada pada sejauh mana kita tetap mampu menjaga protokol kesehatan di manapun berada. Jangan sampai work from destination ini malah membuat kita sakit. Â
Menjalankan aktivitas melalui work from destination ini secara langsung akan turut menghidupkan sektor pariwisata di Tanah air. Dengan demikian kita tidak hanya menjalankan rutinitas individu, namun juga berkontribusi dalam membangkitkan perekonomian daerah.
Sukses untuk Anda, dan semoga sehat selalu!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI