Mohon tunggu...
Aries Heru Prasetyo
Aries Heru Prasetyo Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi bidang Crisis Management

Aries Heru Prasetyo, MM, Ph.D menyelesaikan pendidikan S-1 dan S-2 di Universitas Airlangga Surabaya, kemudian melanjutkan pendidikan Doktoral di Fu Jen Catholic University, Taiwan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Covid-19 Turut Ciptakan Krisis Ekonomi

7 April 2020   20:11 Diperbarui: 7 April 2020   21:05 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Melansir dari data Flight Radar 24, sejak diumumkan sebagai sebuah pandemik global di 11 Maret lalu, terjadi penurunan frekuensi penerbangan dari 180.000 an per hari di tanggal 5 Maret menjadi 60.000-an di tanggal 29 Maret. 

Hal ini menunjukkan bahwa terjadi pemangkasan frekuensi penerbangan hingga 50% lebih. Kondisi ini diyakini akan terus terjadi di beberapa minggu ke depan, terkait semakin banyaknya negara yang menerapkan karantina wilayah. 

Dari ranah investasi, penurunan harga saham kini turut diikuti dengan pelemahan nilai tukar mata uang, termasuk Rupiah. Pada sementara waktu, investor terlihat tengah masuk ke pasar emas murni. 

Realitas inilah yang kemudian membuat harga komoditas emas menjadi sangat berfluktuasi. Hal tersebut sekaligus menunjukkan bahwa kepanikan pasar kini mulai masuk ke instrumen investasi yang awalnya tergolong ‘aman’ dengan harga yang relatif stabil. Dengan demikian investor tengah mengidentifikasi kriteria investasi yang ‘aman’. 

Gejala krisis kini mulai terlihat di beberapa negara. Di Amerika Serikat sendiri, selang satu bulan terakhir tampak adanya peningkatan jumlah masyarakat yang mengajukan benefit sosial akibat penghentian hubungan kerja. 

Beberapa analis bahkan melihat adanya kesamaan dengan apa yang pernah terjadi saat krisis ekonomi melanda di tahun 2008 silam. Selanjutnya tingkat pengangguran di negara Paman Sam tersebut diperkirakan akan meningkat hingga 32%. 

Chaos nya kondisi perekonomian global akibat pandemik ini mau tak mau membutuhkan stimulus khusus dari pemerintah. Di Indonesia sendiri, pemerintah tengah menyiapkan stimulus setidaknya Rp. 600 Trilyun untuk mendongkrak daya beli masyarakat. Alhasil dengan semua kondisi ini, kolaborasi yang kuat antara masyarakat dengan segenap pemangku kepentingan mutlak diperlukan. 

Satu rumusan kunci yang dapat menjadi perhatian adalah bahwa pemulihan ekonomi akan efektif dilakukan ketika pandemik mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan, seperti yang tengah terjadi di Tiongkok sejak minggu ketiga Maret lalu. 

Artinya, marilah kita mentaati program social distancing yang kini tengah digelorakan pemerintah dengan target utama menekan laju pertumbuhan kasus Covid-19 positif. Semoga kita semakin dimampukan untuk mengalahkan daya kekuatan virus ini. Bersama kita bisa. Selamat berefleksi, sukses senantiasa menyertai Anda!.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun