1. Â Definisi
Setiap makhluk hidup sudah ditetapkan rezekinya, ajalnya, amalnya, kebahagiaan dan kesedihan (kecelakaan) sejak lahir di dunia ini. Meskipun demikian, itu semua perlu diusahakan atau diupayakan.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rezeki adalah segala sesuatu hal (yang telah ditetapkan Allah) untuk pemenuhan dan keberlangsungan hidup.
Sedangkan definisi lainnya adalah segala sesuatu hal yang berupa pendapatan, keuntungan, peluang atau kesempatan yang dapat berupa uang, makanan atau hal lainnya yang digunakan untuk keberlangsungan hidup.
Berdasarkan etimologi bahasa Arab rezeki adalah segala sesuatu pemberian Allah untuk dikonsumsi makhluk ciptaan Allah guna menunjang keberlangsungan hidup.
Buya Hamka mendefinisikan rezeki sebagai karunia atau pemberian Allah kepada makhluknya dengan manfaat untuk keberlangsungan hidup.
2. Dimensi
Rezeki dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis. Menurut hukumnya dapat dibedakan dalam rezeki halal dan rezeki haram.
Ada rezeki umum dan rezeki khusus atau rezeki karena sebab akibatnya yakni rezeki yang dijamin Allah, rezeki karena bersyukur, rezeki karena berusaha, rezeki tidak terduga, rezeki karena membangun rumah tangga atau menikah, rezeki karena istighfar, rezeki karena anak dan rezeki karena sedekah.
Namun yang dibahas dalam artikel ini adalah rezeki tangible dan rezeki intangible. Tangible didefinisikan segala sesuatu yang berwujud dan dapat dirasakan oleh indera baik penglihatan, pendengaran, perasa , maupun penciuman.
Sedangkan intangible adalah sebaliknya adalah segala sesuatu yang tidak dapat dirasakan oleh indera. Namun, disatu sisi dapat dirasakan oleh hati seperti halnya kebahagiaan atau kesedihan.
Berdasarkan hal ini maka rezeki tangible adalah segala sesuatu anugerah atau pemberian dari Allah untuk makhluknya yang dapat dirasakan oleh indera seperti halnya rumah, pakaian, makanan atau hal lainnya.
Sedangkan rezeki intangible adalah segala sesuatu pemberian atau anugerah dari Allah yang tidak dapat dirasakan oleh indera namun dapat direnungkan pikiran atau dirasakan oleh hati.
3. Â Pilih Rezeki Tangible atauManusia dapat berusaha untuk memperoleh atau mendapatkan rezeki. Namun, pada umumnya mengejar rezeki atau meraih dan merasakan rezeki yang tangible.
Beberapa orang yang ditanya oleh penulis menyatakan memilih rezeki tangible. Ini wajar karena manusiawi.
Hal ini ditandai dengan pamer harta benda di media sosial seperti rumah mewah, mobil mewah, tas mewah yang sebuanya serbah wah.
Atau menampilkan foto-foto kuliner yang dianggap istimewa sebagai wujud dianggap sebagai kaum yang berada.
Namun, ada sesuat hal yang dilupakan yakni rezeki intangible yang tidak serta merta mengikuti rezeki tangible tersebut.
Seseorang boleh jadi memiliki kamar mewah seharga Rp.300 juta dengan tempat tidur seharga Rp90 juta. Namun, kesemuanya tidak bisa serta merta mendapatkan kenikmatan tidur yang nyenyak.
Tidur yang nyenyak itu merupakan rezeki intangible yang tidak mengikuti kepemilikan harta berupa kamar mewah seharga Rp.300 juta.
Contoh yang lain adalah seseorang dianugerahi istri atau suami yang bagus rupa dan anak-anak yang cakep sebagai wujud rezeki tangible.
Namun ini tidak langsung diikuti dengan kenikmatan ketentraman dan kenyamanan dalam berumah tangga seperti halnya pasangan dan anak-anak yang soleh dan soleh sebagai wujud rezeki intangible.
4. Â Kesimpulan
Sifat manusia yang bisa merasakan hal yang terlihat atau tangible sebagai suatu pilihan adalah wajar. Namun manusia juga dibekali akal dan hati untuk bisa memikirkan dan merasakan sesuatu intangible yang nilainya lebih besar dari tangible.
Maka sudah selayaknya dan sepatutnya sebagai manusia untuk bisa memikirkan, merasakan serta mensyukuri segala rezeki yang diberikan oleh Allah. Terutama dalam bentuk rezeki intangible.
Allah akan menambah nikmat hambanya jika hambanya mampu bersyukur. Bagaimana menurut anda?
Penulis adalah Mahasiswa S3 Ilmu Manajemen Unair, Dosen Universitas Muhammadiyah Gresik, Penulis Buku, Penggerak Entrepreneur, Anggota LPH dan KHT PWM Jatim
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H