Mohon tunggu...
Aries Kurniawan
Aries Kurniawan Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa S3 Ilmu Manajemen Unair, Dosen Universitas Muhammadiyah Gresik, Penulis Buku, Penggerak Entrepreneur, Anggota LPH dan KHT PWM Jatim

Setelah lulus dari S1 Manajemen Universitas Jember tahun 1999, selain aktif di perserikatan Muhammadiyah, Sijori Pos yang berganti nama Batam Pos menjadi lahan meniti karir bagi pria berhidung mancung ini hingga tahun 2005. Setahun kemudian, Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta menjadi candra dimuka menimba ilmu S2 di bidang Hukum Bisnis dan selesai pada September 2007. Pria yang punya hobi membaca dan menulis ini aktif di bidang pendidikan khususnya tingkat SMP-SMA-SMK, mengelola klinik dan bisnis retil serta sebagai Sekretaris Yayasan Lembaga Konsumen Muslim Batam (YLKMB). Dan pada Kamis, 18 Desember 2008 dilantik menjadi hakim adhoc Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Batam untuk masa periode lima tahun. Setelah menyelesaikan sebagai hakim adhoc pada tahun 2013, pria yang gemar traveling ini aktif sebagai Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) dan anggota Lembaga Pemeriksa Halal dan Kajian Halalan Thayyiban Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur sejak 2022 .

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rezeki Tangible atau Rezeki Intangible, Pilih yang Mana?

26 Mei 2023   08:20 Diperbarui: 26 Mei 2023   09:38 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebagagian saat wisuda merupakan rezeki intangible. Foto Aries Kurniawan

Contoh yang lain adalah seseorang dianugerahi istri atau suami yang bagus rupa dan anak-anak yang cakep sebagai wujud rezeki tangible.

Namun ini tidak langsung diikuti dengan kenikmatan ketentraman dan kenyamanan dalam berumah tangga seperti halnya pasangan dan anak-anak yang soleh dan soleh sebagai wujud rezeki intangible.

4.  Kesimpulan

Sifat manusia yang bisa merasakan hal yang terlihat atau tangible sebagai suatu pilihan adalah wajar. Namun manusia juga dibekali akal dan hati untuk bisa memikirkan dan merasakan sesuatu intangible yang nilainya lebih besar dari tangible.

Maka sudah selayaknya dan sepatutnya sebagai manusia untuk bisa memikirkan, merasakan serta mensyukuri segala rezeki yang diberikan oleh Allah. Terutama dalam bentuk rezeki intangible.
Allah akan menambah nikmat hambanya jika hambanya mampu bersyukur. Bagaimana menurut anda?

Penulis adalah Mahasiswa S3 Ilmu Manajemen Unair, Dosen Universitas Muhammadiyah Gresik, Penulis Buku, Penggerak Entrepreneur, Anggota LPH dan KHT PWM Jatim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun