Mohon tunggu...
Alexander Arie
Alexander Arie Mohon Tunggu... Administrasi - Lulusan Apoteker dan Ilmu Administrasi

Penulis OOM ALFA (Bukune, 2013) dan Asyik dan Pelik Jadi Katolik (Buku Mojok, 2021). Dapat dipantau di @ariesadhar dan ariesadhar.com

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Piala Thomas dan Tentang Waktu yang Paling Tepat

17 Oktober 2021   01:16 Diperbarui: 17 Oktober 2021   01:18 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mulai pas lawan Belanda, China memainkan MD baru. He dipasangkan dengan Zhou Hao Dong, mantannya Han Chengkai (dulu waktu doyan ngalahin Minions, keduanya disebut pasangan cengkeh kedondong sama BL). 

Liu Cheng yang lepas dari Zhang Nan dipasangkan dengan Wang Yi Lyu, peraih emas Olimpiade Tokyo nomor XD. Hasilnya cukup yahud. He/Zhou memang kalah lawan asuhan Mathias Boe, si Satwik dan Chirag, tapi sisanya mereka dapat poin.

Boleh dibilang, jalannya China ke final agak enteng dibanding Indonesia. China di QF ketemu Thailand. Gun memang di bawah SYQ levelnya, MD Thailand juga lagi reset. Kejutannya adalah Li Shi Feng yang seumur-umur nggak pernah menang dari anak ajaib Kunlavut Vitidsarn tiba-tiba bisa menang dengan skor afrika di game penentuan.

Di semifinal pun mereka berhadapan dengan Jepang versi tidak maksimal karena MD mereka juga reset. Finalis Kejuaraan Dunia 2019 Hoki/Kobayashi dipecah dengan menaruh Yuta Watanabe sebagai pendamping Hoki dan eksperimen itu gagal. 

Di sisi lain, di MD2 ada nama Akira Koga dan Taichi Saito dan gagal juga memberi poin. Li Shi Feng kembali jadi bintang dengan kemenangan atas Kanta Tsuneyama. Pemain peringkat 65 yang kurang lebih seangkatan dengan Gregoria Mariska Tunjung ini harus diwaspadai terutama kalau melihat penampilannya di 2 laga terakhir. 

Sekadar bocoran, Li Shi Feng ini juga satu angkatan WJC dengan Muhammad Rehan Diaz, suaminya Tania Oktaviani Kusumah, atlet WD yang di awal tahun 2021 degradasi dari pelatnas.

Kalau tadi itu SYQ beneran cedera sampai harus retired, mestinya dia nggak main besok. Tahun 2019, Ginting punya rekor 2-0 dengan Lu Guang Zu yang tampaknya akan jadi MS1 kalau SYQ nggak main. MD1 prediksi saya akan tetap di He/Zhou. Racikan baru ini lumayan bikin mumet walaupun sudah terbukti bahwa kalau ketemu MD yang sudah 'jadi' dan papan atas seperti Satwik/Chirag, mereka kalah juga. Ingat bahwa mereka lawan MD1 dari Thailand dan Jepang yang sifatnya juga masih baru karena satunya baru reset dan satunya gado-gado. Mestinya sih kalau ketemu Minions, Indonesia bisa tetap dapat poin.

Li Shi Feng ini harus diwaspadai sama Jojo mengingat dia lagi naik semangatnya pasca mengalahkan View. Iya, View yang sama yang membantai Jojo di babak grup. Nah, prediksi saya sih untuk MD2 yang main tetap senior gado-gado Liu/Wang walaupun Di/Wang sebenarnya lebih punya kematangan dalam bermain bersama. Tiga kemenangan sejauh ini jadi bekal bagus buat Liu/Wang. Apalagi secara personal mereka bukan abal-abal. Di AG 2018 beregu putra, Liu Cheng mengalahkan FajRi bersama Zhang Nan di partai penentuan sesudah SYQ mengalahkan Ginting dan Chen Long mengalahkan Jojo. Jadi kalau di final yang turun adalah FajRi, perlu waspada betul. Untuk MS3, secara peringkat lagi-lagi Indonesia di atas dan secara profil junior Weng Hong Yang nggak semenakutkan View, tapi lagi-lagi ini China yang rodanya di atas melulu. Waspada jelas wajib.

Dalam dua final Piala Thomas terakhir, Indonesia kalah agak nyesek. Di 2010, dalam dua laga musuh bebuyutan Indonesia kalah semua. Taufik Hidayat kalah sama Lin Dan dan Markis Kido/Hendra Setiawan kalah dari Cai Yun/Fu Haifeng. 

Walhasil, Simon Santoso di partai ketiga mendapat beban berat dan gagal.  Paling dekat sebenarnya di 2016 waktu kalah dengan Denmark. Duo MS kalah tapi duo MD menang. Di partai penentuan, ada Ihsan Maulana Mustofa yang masih muda belia mendapat beban melawan Hans-Kristian Vittinghus yang jelas banyak pengalaman.

Perlu diingat pula bagaimana kita kalah di semifinal Thomas Cup 2018 dari China. Ginting kalah dari Chen Long di partai perdana, SYQ mengalahkan Jojo di partai ketiga dan Duo Menara mengalahkan The Daddies di partai penentuan dengan insiden gagal buka baju yang kondang itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun