Bola-bola tipis Apri banyak yang nyangkut di net. Sementara Owi tampak tidak dalam performa terbaik, sebagaimana juga diakuinya di akhir laga.
Duet baru ini akhirnya kalah 21-9 dan 21-12. Kekalahan itu membuka deretan kekalahan di Court 1 karena sesudah itu Vito, Ni Ketut Mahadewi Istarani/Tania Oktaviani Kusumah, sampai Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika takluk berturut-turut di court yang sama.
Untungnya, pada sore hari, Greysia/Apri berhasil meraih menang atas duet Kanada Rachel Honderich/Kristen Tsai di lapangan yang sama.
Secara umum, kita bisa berharap pada masa depan duet Owi/Apri. Plus kita mulai bisa berharap pula pada Winny Oktavina Kandow apabila dia benar-benar dikembalikan pada partner lamanya Akbar Bintang Cahyono.
Kalau diingat, tahun 2018 Akbar/Winny pernah sampai ke semifinal Singapore Open yang levelnya Super 500. Mereka kalah itu hanya dikandaskan oleh Owi/Butet.
Sangat penting untuk seorang Owi agar dapat menunjukkan kelas dan motivasinya sebagai seorang pemain yang punya nyaris seluruh gelar penting di sektor ganda campuran.
Pada saat yang sama, seperti disebut oleh Greysia, bermain rangkap dapat memberi nilai tambah pada diri seorang Apriyani Rahayu, calon bintang bulutangkis masa depan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H