Mohon tunggu...
Alexander Arie
Alexander Arie Mohon Tunggu... Administrasi - Lulusan Apoteker dan Ilmu Administrasi

Penulis OOM ALFA (Bukune, 2013) dan Asyik dan Pelik Jadi Katolik (Buku Mojok, 2021). Dapat dipantau di @ariesadhar dan ariesadhar.com

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Kita Tidak Adil kepada Marcus/Kevin

16 Desember 2019   16:12 Diperbarui: 17 Desember 2019   12:51 5390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
badmintonindonesia.org

Minggu (15/12), Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan kembali meraih gelar penting sekaligus memborong setidaknya 3 gelar prestius bulutangkis tahun 2019. Sesudah membuka gelar di All England, Duo Daddies ini juga menjadi Juara Dunia 2019, dan mengakhiri tahun sebagai juara World Tour Finals.

Lawan yang dikalahkan adalah Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe, yang juga kalah pada final WTF 2018.

Ganda putra Indonesia memang patut jemawa karena selain 3 gelar penting itu, Daddies juga punya gelar di NZ Open Super 300, juga dengan mengalahkan Endo/Yuta. Selain itu?

Di samping gelar Korea Masters Super 500 dari Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, kita juga punya seabrek gelar yang dipersembahkan oleh the Minions, Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Kekalahan Minions dari Endo/Yuta di semifinal WTF 2019 tentu menyedihkan, tapi yang bikin lebih sedih lagi adalah respons netizen Indonesia. Bahkan pada unggahan istri Marcus, Agnes, tidak sedikit netizen yang merundung Marcus--dan juga Kevin. Rata-rata, postingan itu dibuat oleh akun yang dikunci. Cupu sekali, memang.

Masyarakat kita adalah glory hunter. Itu jelas sekali. Maka ketika Minions hadir dengan menguasai musim 2017-2018, dan sebenarnya juga 2019, masyarakat senang sampai lupa bahwa Marcus dan Kevin itu juga manusia.

Sebagian besar netizen jahat, terutama di Instagram, tampaknya menaruh ekspektasi begitu tinggi bahwa yang namanya Minions itu tidak boleh kalah. Sekali kalah, wah, langsung kena rundung.

Minions masih sangat menguasai ganda putra pada 2019 ini karena mereka punya delapan gelar dari 17 turnamen individual yang mereka lakoni, alias memenangkan nyaris separonya. Tidak ada ganda putra yang lebih baik dari mereka pada 2019 ini. 

Minions memenangi laga di Malaysia Masters, French Open, dan Fuzhuo China Open dengan mengalahkan lawan dari Malaysia, India, dan Jepang. Sisanya, mereka mengalahkan Daddies.

Skor Minions vs Daddies di 2019 ini adalah 5-0. Sama persis dengan skor Endo/Yuta vs Minions dan skor Daddies vs Endo/Yuta. Ajaib memang segitiga ini. Daddies sendiri dalam berbagai wawancara selalu bilang, "Mereka (Minions) adalah yang terbaik saat ini."

Pada tahun 2019 ini mereka membukukan 3.233 poin secara total dengan memenangkan 60 dari 70 laga. Menenangi 124 game dan sepanjang 70 laga yang berarti menyediakan maksimal 210 game, mereka hanya kalah di 38 game saja.

Ya, karena kita itu glory hunter itu tadi. Sekalinya Minions kalah, apalagi dengan kekalahan "frustatif" seperti lawan Endo/Yuta di semifinal WTF 2019 kemarin, langsung dianggap sepenuhnya salah atlet. Ada yang bilang pongah, ada yang bilang banyak gaya. Duh, cek saja Instagram kalau tidak percaya.

Kalau mau diperjelas lagi, di ajang Piala Sudirman sekalipun, hanya Minions yang mulus selalu kasih angka pada 3 kesempatan yang mereka miliki, tanpa kehilangan 1 game pun. Model begitu kok ya masih dirundung toh?

Sungguh, melihat berbagai gelar yang telah diberikan oleh Minions, perundungan di media sosial kepada mereka tentu tidak cukup pantas. Kekalahan dari Endo/Yuta di Kejuaraan Asia, Thailand, Hong Kong, dan dua kali di Guangzhou memang adalah PR besar untuk mereka. 

Tapi kalau kita balik, bukankah Minions juga jadi PR besar bagi Daddies yang takluk 5 kali berturut-turut? Atau sekalian, bayangkan perasaan sebagai Badminton Lovers Tiongkok ketika melihat Li Junhui/Liu Yuchen ketemu Minions atau kala Takuro Hoki/Yugo Kobayashi bersua Marcus/Kevin?

Duo menara itu rekornya 11-2 dengan Minions, sementara Hoki/Kobayashi lebih parah lagi: 10-0. Kalau Minions boleh memperlakukan banyak ganda putra lain seperti itu, apa ya kejadian sekali-kalinya adda pasangan seperti Endo/Yuta yang menang 5 kali beruntun dari mereka, terus langsung jadi alasan untuk tidak menyemangati Minions?

Kita tentu berharap Minions akan tetap semangat menuju Olimpiade 2020 di Tokyo. Meski kita tahu bahwa medali emas Olimpiade adalah juga impian dari seorang Ahsan, tapi sebagaimana Minions berhasil merengkuh medali emas Asian Games 2018, tentu mereka juga layak mendapat medali emas itu.

Biarlah kalau bisa Minions atau Daddies atau FajRi berebut medali emas di Tokyo, dengan tentu saja sebelumnya harus sikut-sikutan dulu di 8 besar supaya bisa mengirim dua MD.

Kepada para netizen, ini olahraga, dimainkan oleh manusia. Kalah itu biasa. Yang enggak biasa itu ya polah netizen sampai istri yang nggak salah apa-apa juga kena rundung. Sedih, euy.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun