Mohon tunggu...
Alexander Arie
Alexander Arie Mohon Tunggu... Administrasi - Lulusan Apoteker dan Ilmu Administrasi

Penulis OOM ALFA (Bukune, 2013) dan Asyik dan Pelik Jadi Katolik (Buku Mojok, 2021). Dapat dipantau di @ariesadhar dan ariesadhar.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pertaruhan Besar Juergen Klinsmann

13 Juni 2016   23:08 Diperbarui: 14 Juni 2016   11:38 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


We enjoy the expectations people have of us. The higher they are, the more pressure, the better we like it.

Ketika Copa America 2016 alias Copa America Centenario dibuka, belum-belum publik tuan rumah sudah menelan rasa kecewa. Apa pasal? Tentu saja kekalahan tim nasional tuan rumah, Amerika Serikat, dari Kolombia, dua gol tanpa balas. Kekalahan tersebut seolah memberi penegasan bahwa ada masalah besar dalam tim nasional tuan rumah yang juga dikenal dengan sebutan United States Men's National Team (USMNT). Bagian Men ini penting karena mereka punya tim nasional wanita yang lebih menterang prestasinya.

Masalah besar ini tentu saja menjadi tanggung jawab sosok di balik USMNT bernama Juergen Klinsmann. Betapa tidak, setahun sebelum menggelar Copa America 2016, tim nasional Amerika Serikat ditaklukkan oleh Jamaika di semifinal Piala Emas 2015. Lebih parah lagi, pada perebutan tempat ketiga, tim yang sama juga dibabat Panama via tos-tosan. Pada gelaran besar sebelumnya, Amerika Serikat juga dihabisi generasi emas Belgia lewat drama tiga gol di perpanjangan waktu.

Klinsmann sendiri telah membesut tim nasional Amerika Serikat sejak 2011. USMNT sendiri sebenarnya hanya tim ketiga yang pernah dilatih oleh mantan pemain Inter Milan itu. Tim pertama tentu saja kita kenal dalam diri tim nasional Jerman yang main sebagai tuan rumah Piala Dunia 2006. Klinsi memang gagal menggapai tangga juara, namun permainan menghiburnya selalu dikenang, apalagi dengan oleh-oleh juara ketiga di Piala Dunia 2006. Mundur pasca gelaran itu, Klinsmann kemudian melatih Bayern Muenchen pada tahun 2008, namun tidak menyelesaikan musim itu karena keburu dipecat dengan rekor 25 kemenangan, 9 seri, dan 10 kali kalah. Tidak buruk sebenarnya, tapi tidak cukup bagus untuk tim sebesar The Bavarian. Tahun 2011, baru kemudian Klinsi menjadi pelatih tim nasional Amerika Serikat. Dua tahun melatih, Klinsi berhasil mengangkat Piala Emas 2013.

Namun setelah Piala Dunia 2014, Klinsi tampak bereksperimen dengan timnya, terbilang selama 18 bulan terakhir, Klinsmann tidak pernah menggunakan pemain yang sama di lini belakang untuk dua pertandingan berurutan. Termasuk dilakukannya di Piala Emas yang merupakan akhir terburuk Amerika Serikat dalam 15 tahun.

Lucunya, di pertandingan Copa America 2016 Klinsmann mencoba melepaskan kebiasaan ala Tinkerman. Dalam 3 pertandingan awal, dia memainkan starting line up yang sama persis. Fox Sports mencatat bahwa ini adalah pertama kalinya Klinsmann menggunakan line up yang sama dalam 3 pertandingan berurutan dan ini juga pertama kalinya USMNT menggunakan line up sama persis dalam 3 pertandingan yang urut sejak tahun 1930.

Cukup menarik kala timnya kalah melawan Kolombia, Klinsi menurunkan line up yang sama di pertandingan lawan Kosta Rika. Mungkin juga ditunjang absennya Keylor Navas, Kosta Rika dibombardir, plus pertahanan juga aman tentram. Nah, uniknya rombongan John Brooks, Geoff Cameron, Fabian Johnson dan DeAndre Yedlin itu baru bermain bersama selama 45 menit saja sebelum Copa America 2016 dimulai.

Perkara rotasi ini juga jadi pertaruhan Klinsmann, bahkan di depan pemainnya. Jermaine Jones misalnya, sempat ditarik di pertandingan pertama, beberapa hari kemudian malah menjadi salah satu pemain terbaik dalam laga versus Kosta Rika. Kartu merah Yedlin dalam pertandingan lawan Paraguay pada akhirnya adalah pertaruhan selanjutnya, sehubungan dengan line up yang tidak pernah terganti selama 3 pertandingan itu.

Duel lawan Ekuador menghadang Klinsmann di depan mata. Namun riwayat mencatat bahwa skuad arahan Klinsi memang doyan bikin deg-degan. Sebagai contoh pada kualifikasi Piala Dunia 2014, USMNT sempat kalah dari Jamaika, namun kemudian kembali ke posisi via 3 kemenangan berurutan. Sama persis dengan bulan lalu kala mereka secara wagu kalah dari Guatemala dalam agenda serupa namun berhasil kembali mantap di pertandingan selanjutnya.

Kesempatan menggelar dan mengikuti Copa America bukan sering dialami oleh USMNT. Maka, kemenangan demi kemenangan juga diperlukan oleh timnya Klinsmann untuk memperoleh trofi dan menambah portofolio. Apalagi, dua tahun lalu, asisten Klinsi di Jerman 2006, Joachim Loew bahkan sudah membantu Jerman meraih gelar juara dunia. Tentunya, Klinsmann nggak ingin kalah dengan mantan asistennya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun