Mohon tunggu...
Alexander Arie
Alexander Arie Mohon Tunggu... Administrasi - Lulusan Apoteker dan Ilmu Administrasi

Penulis OOM ALFA (Bukune, 2013) dan Asyik dan Pelik Jadi Katolik (Buku Mojok, 2021). Dapat dipantau di @ariesadhar dan ariesadhar.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Fakta Unik Laga Italia vs Inggris

2 April 2015   03:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:39 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tendangan jarak jauh Andros Townsend berhasil menyelamatkan Inggris dari kekalahan melawan Italia pada 31 Maret silam di Juventus Stadium. Gianluigi Buffon tidak dapat menjangkau bola di sisi kanan gawang, sementara Joe Hart tidak dapat menjangkau sundulan Graziano Pelle di sisi kiri gawang yang sama.

[caption id="" align="aligncenter" width="492" caption="sumber: mirror.co.uk"][/caption]

Laga di kota Turin itu kiranya justru mengingatkan kita pada sebuah laga serupa hampir 15 tahun silam yang juga digelar di kota yang sama, kala itu masih di Delle Alpi. Markas Juventus juga. Lebih menarik lagi jika kita menyimak komposisi starting line up kedua kesebelasan, dan berikut beberapa fakta uniknya.

1. Gianluigi Buffon

Makhluk yang satu ini memang nggak ada matinya. Selepas Francesco Toldo--yang memang lebih tua--Buffon semacam tidak punya pesaing. Ada sih Salvatore Sirigu, tapi melihat dia dibobol dua kali sama pemain nggak terkenal dari Bulgaria, kiranya nama Buffon masih tetap dianggap nomor 1. Nah, ternyata, Buffon juga menjadi starter di laga 15 November 2000 dan berhasil membukukan clean sheet. Buffon adalah satu-satunya pemain sisa laga tahun 2000 itu yang masih bermain di laga tahun 2015 ini. Lima belas tahun silam, Buffon masih seorang bintang di Parma.

2. Lazio dan AS Roma

Pada laga tahun 2000, klub ibukota Italia yakni Lazio dan AS Roma sama-sama diwakili oleh Alessandro Nesta dan Marco Delvecchio. Tanpa disangka dan tanpa diduga, nama Alessandro dan Marco ternyata juga menjadi wakil ibukota untuk laga melawan Inggris di tahun 2015 ini. Ya, tersebutlah nama Marco Parolo dari Lazio yang bahu membahu bersama Alessandro Florenzi dari AS Roma di lini tengah Azzuri. Kebetulan?

3. Milan

Kalau di laga tahun 2000, tim kota mode AC Milan menyumbang sampai 3 pemain dalam diri Paolo Maldini, Demetrio Albertini, dan Gennaro Gattuso sang pencetak gol kemenangan, maka di laga tahun 2015, AC Milan sama sekali tidak menyumbang pemain di starting line up. Malah si tetangga nan cakep, Inter, yang tidak menyetor satu pemainpun di skuad tahun 2000 yang tampil memberikan sang kapten Andrea Ranocchia di lini pertahanan yang digempur oleh Wayne Rooney dan Harry Kane.

4. The Magnificant Seven

Liga Italia di era 2000-an mengenal The Magnificant Seven. Posisi tujuh besar nyaris selalu dihuni oleh Inter, AC Milan, Juventus, AS Roma, Lazio, Fiorentina, dan Parma. Itu-itu saja yang rebutan. Pasca bangkrutnya Fiorentina, kolapsnya Parma--dan sekarang kolaps lagi--, berikut juga Calciopoli yang dilakukan Juventus maka tatanan ini berubah. Namun profil The Magnicifant Seven sebenarnya sudah tampak di skuad 2000 melawan Inggris. Hanya Stefano Fiore yang berasal dari klub di luar Magnificant Seven. Fiore kala itu membela Udinese, dan enam bulan sesudah laga melawan Inggris, dia gabung ke Lazio. Pertanda bubarnya The Magnificant Seven jelas tampak di skuad 2015 ini karena hanya Juventus, Lazio, AS Roma, dan Inter yang menyumbang nama masuk starting line up. Sisanya? Ada Empoli, ada Sampdoria, ada Torino, dan ada Southampton. Sesuatu yang tidak akan terjadi 15 tahun silam ketika pemain dari klub semacam Empoli merangsek masuk tim nasional.

5. Southampton

Tidak ada nama Southampton di laga tahun 2000. Entah dimana klub ini berada dulu. Namun kondisi 2015 menjadi sangat berbeda. Soton bahkan menyumbang masing-masing satu pemain di kedua kubu dan profilnya tampak di gol yang tercipta. Giorgio Chiellini melepas umpan dari sisi kanan pertahanan Inggris yang dijaga Nat Clyne. Bola melayang dan disentuh oleh Graziano Pelle untuk meluncur masuk ke gawang Joe Hart. Clyne dan Pelle adalah perwakilan Soton. Pelle sekaligus menjadi satu-satunya "pemain asing" di starter tim Italia.

6. Aston Villa

Tim ini nggak pernah benar-benar menggelegak Liga Inggris, namun selalu jadi tumpuan Inggris memproduksi pemain asli. Lihat saja, di tahun 2000 ada tiga nama pemain Aston Villa di starting line up Inggris, David James, Gareth Southgate, dan Gareth Barry. Itu ketika Villa masih suka mengganggu kemapanan papan atas. Kini, ketika Villa justru lebih sering main di bawah, tetap saja ada sumbangan pemain ke tim nasional. Adalah Fabian Delph yang menjadi wakil tim kota Birmingham ini di kancah internasional.

7. Dua Sisi Juventus

Kedua laga yang diperbandingkan di tulisan ini adalah laga yang dihelat di stadion milik Juventus. Namun dalam 15 tahun terlihat perbedaan orientasi yang ada. Pada laga tahun 2000, Juve hanya menyumbang 1 pemain yakni Pippo Inzaghi yang berada di lini depan. Pada laga terkini, Si Nyonya Tua menyumbang langsung tiga pemain dan ketiganya ada di lini belakang yakni Buffon, Leonardo Bonucci, dan Chellini.

8. Tiga Pemain MU

Mau zaman siapapun ternyata MU tetap jaya di tim nasional Inggris. Ketika tim lain naik dan turun, MU malah konsisten menyumbang 3 pemain baik di tahun 2000 maupun tahun 2015. Tentu saja ada perbedaan mendasar. Kalau tahun 2000 itu ada Gary Neville, Nicky Butt, dan David Beckham yang adalah Class of 92, maka di tahun 2015 ini ada tiga pemain hasil pembelian yang disumbangkan ke tim nasional yakni Chris Smalling, Phil Jones, dan Wayne Rooney. Harga ketiga pemain ini tidak murah, puluhan juta Pounds, bandingkan dengan generasi Fergie Babes, ya walaupun tiga pembelian itu kelakuan Fergie juga.

9. Liverpool

Tahun 2000, Liverpool memberikan Nick Barmby dan Emile Heskey, dua punggawa lini depan ke tim nasional Inggris. Kini, dengan cederanya Daniel Sturridge dan tidak dijadikannya Raheem Sterling sebagai starter sumbangan dua pemain di lini depan menjadi tidak ada. The Kop hanya memberikan penerus Stevie G, Jordan Henderson ke lini tengah tim tiga singa.

10. Pemain Tua dan Muda

Tahun 2000, dari 22 pemain yang masuk lapangan di awal laga ada 4 pemain berkepala tiga yakni Maldini, Angelo Di Livio, David James, dan Gareth Southgate. Tahun 2015 ada Buffon, Cheillini, Parolo, dan Phil Jagielka. Sama-sama 4, namun dengan komposisi yang berbeda. Adapun kala itu ada nama Buffon, Gattuso, Francesco Coco, Rio Ferdinand, Gareth Barry, Kieron Dyer, dan Emile Heskey yang berada di usia U-23. Tahun 2015, Italia tidak menempatkan satupun pemain di usia itu sedangkan Inggris masih menyertakan Clyne, Jones, dan Harry Kane. Komposisi tuanya sama, mudanya berbeda.

Demikian kiranya beberapa fakta unik yang terjadi seputar laga Italia melawan Inggris, utamanya dengan membandingkannya terhadap kejadian 15 tahun silam. Hidup memang selalu berubah, kan?

Salam bola!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun