Mohon tunggu...
Alexander Arie
Alexander Arie Mohon Tunggu... Administrasi - Lulusan Apoteker dan Ilmu Administrasi

Penulis OOM ALFA (Bukune, 2013) dan Asyik dan Pelik Jadi Katolik (Buku Mojok, 2021). Dapat dipantau di @ariesadhar dan ariesadhar.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mencintai Sepakbola

12 Juni 2012   14:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:03 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Esensi sepakbola mungkin adalah pertandingan, ketika dua tim, masing-masing sebelas pemain, diadu dan dipilih yang terbaik. Esensi sepakbola bagi para fans mungkin adalah soal kecintaan, ketika kemenangan tim idola menjadi harga mati. Tapi sejatinya, hal paling mendasar bagi para fans adalah mencintai sepakbola.

Jujur nih, saya baru dua kali menonton sepakbola langsung di stadion. Yang pertama itu setahun yang lalu di Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang. Pertandingan antara Indonesia melawan Turkmenistan. Waktu itu Indonesia sedang hot-hotnya dalam asuhan Alfred Riedl. Yang kedua, baru beberapa waktu silam, pertandingan antara Inter Milan dengan Tim Nasional Indonesia.

Di Palembang, dengan euforia nyaris juaranya tim nasional di AFF, animo masyarakat lumayan besar. Saya bergegas pulang kantor dan beranjak ke stadion yang lumayan jauh dari mess kantor waktu itu. Bersama tiga teman lainnya kami berangkat.

Nah, kami berangkat dengan sepeda motor. Dan entah sudah menjadi rahasia umum atau tidak, kasus curanmor selama pertandingan sepakbola itu menjadi kekhawatiran tersendiri. Untunglah, teman saya, si Jack adalah penonton setia Sriwijaya FC. Jadilah dia dengan suka hati membawa rantai besar plus mencari tempat parkir yang bisa dikatakan aman.

Pertandingannya? Diawali dengan gol cantik Titus Bonai, Indonesia akhirnya malah kandas 1-3. Diawali dengan riuh rendah lagu Indonesia Raya, namun diselingi dengan tepukan kepada permainan cantik Turkmenistan. Kenapa? Indonesia bermain kurang greget waktu itu. Maka, ketika gol ketiga, penonton bukannya mengeluh kecewa, tapi tepuk tangan. Pun ketika pertandingan berakhir.

Apa poin disini?

Cinta sepakbola itu cinta permainannya. Kadang, ketika kita sudah malas dengan permainan tim yang kita dukung, menjadi pecinta sepakbola itu ada indahnya kok. Bertepuk tangan pada lawan adalah bentuk tamparan paling keras bagi tim yang kita dukung untuk berjuang mendapatkan kembali tepuk tangan itu.

Itu kisah 2011.

Di 2012, saya dapat tawaran menarik dari teman untuk nonton di GBK. Lewat perjuangan lumayan keras saya akhirnya sampai jam 4 sore di GBK dan bertemu dua teman di depan patung. Saya nggak bawa apa-apa, tapi entah kenapa, pernak pernik yang beredar mulai menggoda.

Meski itu tanggal 26, akhir bulan, belum gajian pula, saya putuskan untuk membeli sebuah topi dan sebuah syal, mendukung kostum yang saya pakai, Inter Milan.

Nah, setengah 5, kami masuk. Sepi sekali stadion kala itu. Ehm yang unik, di depan kami disuruh menghabiskan minuman dan tidak membawa botol minum ke dalam. Begitu naik ke tribun sektor 13, eh, malah ada yang jual minuman dengan harga waw! Apa yang begini hanya ada di Indonesia ya? Hehehe...

Nah, ketika pertandingan dimulai, sorak sorai pertama tentu di Inter. Apalagi ketika Coutinho mencetak gol pembuka. Tapi kemudian, sorak sorai yang sama muncul kala Patrich Wanggai membobol gawang Orlandoni. Maka, silih berganti sorak sorai ditujukan. Sesekali berteriak Inter, sesekali berteriak Indonesia. Sungguh, ini pengalaman menonton bola yang unik. Apalagi di depan saya ada dua bocah cewek yang tenang dan tenteram. Di belakang saya bertemu dengan Interisti Tangerang yang gokil.

Apa sebab? Lagi-lagi, Inter diidolai, Indonesia tentu disukai. Lantas, kalau keduanya bertemu dalam wadah persahabatan, apalagi yang perlu kita bela? Dua-duanya jelas! Kebanggaan dan kesukaan melebur menjadi satu.

Sekilas refleksi saya nonton bola di stadion. Memang cupu sih, umur segini baru dua kali nonton :)

Salam!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun