Nah, ketika pertandingan dimulai, sorak sorai pertama tentu di Inter. Apalagi ketika Coutinho mencetak gol pembuka. Tapi kemudian, sorak sorai yang sama muncul kala Patrich Wanggai membobol gawang Orlandoni. Maka, silih berganti sorak sorai ditujukan. Sesekali berteriak Inter, sesekali berteriak Indonesia. Sungguh, ini pengalaman menonton bola yang unik. Apalagi di depan saya ada dua bocah cewek yang tenang dan tenteram. Di belakang saya bertemu dengan Interisti Tangerang yang gokil.
Apa sebab? Lagi-lagi, Inter diidolai, Indonesia tentu disukai. Lantas, kalau keduanya bertemu dalam wadah persahabatan, apalagi yang perlu kita bela? Dua-duanya jelas! Kebanggaan dan kesukaan melebur menjadi satu.
Sekilas refleksi saya nonton bola di stadion. Memang cupu sih, umur segini baru dua kali nonton :)
Salam!