yang tak sempat jatuh ke tanah."
Di bawah payung itu,
aku berdiri,
menadah rinai yang tetap lolos,
merasakan bagaimana luka manusia
selalu mencari tempat bernaung,
meski ia tahu,
air mata tak pernah benar-benar kering.
(Bandung, 2024)
Melihat dengan Mata Buta
Di trotoar retak oleh waktu,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!