Mohon tunggu...
Ariel Salong Parakai
Ariel Salong Parakai Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Foto/Videographer - Entrepreneur

Seseorang yang menyukai aktivitas menulis dan memperkaya wawasan melalui kegiatan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Rematik pada Usia Muda, Apa Saja Penyebabnya?

8 Februari 2023   19:00 Diperbarui: 13 Februari 2023   01:12 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Towfiqu barbhuiya: https://www.pexels.com/

Rematik adalah kondisi yang menyebabkan peradangan dan rasa nyeri pada persendian. Kondisi ini dapat menyerang sendi apa pun, tetapi lebih sering terjadi pada tangan, lutut, pergelangan kaki, dan tulang belakang. Rematik dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang karena membatasi mobilitas dan membuat aktivitas sehari-hari menjadi sulit.

Penyebab utama rematik adalah peradangan. Peradangan sendi dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti cedera, infeksi, atau kondisi medis tertentu seperti lupus atau arthritis. Dalam beberapa kasus, penyebab rematik tidak diketahui.

Gejala rematik meliputi nyeri sendi, pembengkakan, kekakuan dan kesulitan dalam bergerak. Beberapa penderita rematik juga mungkin mengalami demam, lelah, dan kehilangan berat badan. Diagnosis rematik biasanya didasarkan pada riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium.

Meskipun rematik biasanya terjadi pada usia lanjut, namun kini semakin banyak penderita rematik pada usia muda. Berikut adalah beberapa faktor penyebab rematik pada usia muda:

Faktor genetika

Faktor genetika memainkan peran penting dalam timbulnya penyakit rematik. Seseorang memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami rematik jika memiliki riwayat  mereka memiliki riwayat penyakit dalam keluarga. Studi menunjukkan bahwa beberapa gen yang memainkan peran dalam rematik, termasuk gen yang mempengaruhi proses peradangan dan respon imun.

Sebagian besar kasus rematik memiliki komponen genetik dan lingkungan. Sehingga jika ada anggota keluarga yang pernah mengalami rematik, mereka memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini. Namun, ini tidak berarti bahwa ia pasti akan mengalami rematik.

Penelitian lanjutan sedang dilakukan untuk memahami bagaimana faktor genetika dan lingkungan bekerja bersama-sama dalam mempengaruhi timbulnya rematik.  Hasil penelitian ini dapat membantu mengembangkan perawatan yang lebih efektif untuk penderita rematik.

 Kelebihan Berat Badan

Ketika seseorang memiliki berat badan yang berlebih, maka sendi-sendi harus bekerja ekstra keras untuk menopang berat badan tersebut. Ini dapat menyebabkan stres dan overuse pada persendian, sehingga membuat peradangan menjadi lebih buruk. Sendi-sendi yang paling sering terkena dampak dari kelebihan berat badan adalah sendi lutut dan sendi pinggul.

Kelebihan berat badan juga dapat menyebabkan peningkatan kadar lemak dalam darah, yang dapat memperparah peradangan dan radang sendi. Oleh karena itu, menjaga berat badan tetap stabil dan menjalani gaya hidup sehat yang mencakup diet seimbang dan aktivitas fisik teratur sangat penting untuk mencegah dan mengatasi rematik.

Kekurangan Aktivitas Fisik

Kekurangan aktivitas fisik adalah situasi di mana seseorang tidak melakukan olahraga atau aktivitas fisik secara teratur. Ini dapat menyebabkan kaku dan kurangnya fleksibilitas pada sendi. Sendi yang kaku dan kurang fleksibel sangat rentan terhadap cedera dan kerusakan, terutama pada orang dengan kondisi rematik.

Kekurangan aktivitas fisik dapat memperparah kondisi rematik karena sendi yang kaku dan kurang fleksibel mengalami beban yang lebih besar dan mempercepat kerusakan.

Dengan demikian, aktivitas fisik yang teratur dapat membantu menjaga fleksibilitas dan kelenturan sendi, memperlambat proses kerusakan, dan membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan pada kondisi rematik. Aktivitas fisik yang direkomendasikan untuk penderita rematik meliputi olahraga low-impact seperti yoga, berenang, atau berjalan-jalan. Ini dapat membantu menjaga mobilitas dan memperbaiki kualitas hidup seseorang dengan kondisi rematik.

Stres Dan Overuse

Faktor stres dan overuse pada sendi adalah salah satu dari beberapa faktor penyebab rematik pada usia muda. Stres dapat memperparah kondisi rematik karena dapat meningkatkan produksi hormon stres seperti kortisol, yang dapat memperburuk peradangan dan rasa sakit pada sendi.

Overuse adalah keadaan ketika seseorang menggunakan sendi secara berlebihan, seperti melakukan aktivitas fisik yang berat atau berulang-ulang. Ini dapat menyebabkan kerusakan pada sendi dan memperparah kondisi rematik.

Kedua faktor ini dapat berinteraksi dan memperburuk kondisi rematik. Misalnya, orang yang sedang mengalami stres dan melakukan aktivitas fisik yang berat, dapat mengalami peradangan dan rasa sakit pada sendi yang lebih parah dibandingkan dengan orang yang hanya mengalami salah satu dari kedua faktor tersebut.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga agar tingkat stres tetap dalam batas yang wajar dan melakukan aktivitas fisik dengan tepat sesuai dengan kemampuan tubuh. Ini akan membantu mengurangi risiko rematik dan memperbaiki kualitas hidup bagi penderita rematik.

Infeksi

Infeksi adalah salah satu faktor penyebab rematik pada usia muda. Infeksi pada tubuh dapat menyebar dan menyerang sendi, menyebabkan peradangan dan rasa sakit. Ini bisa terjadi karena bakteri, virus, atau jamur yang menempel pada sendi.

Infeksi sendi dapat disebabkan oleh berbagai jenis infeksi, seperti infeksi saluran kemih, infeksi paru-paru, atau infeksi tenggorokan. Infeksi ini dapat menyebar melalui aliran darah ke sendi dan menyebabkan peradangan dan rasa sakit.

Penderita infeksi sendi biasanya mengalami demam, nyeri sendi yang hebat, dan bengkak. Beberapa kondisi yang memperburuk risiko infeksi sendi, seperti sistem kekebalan yang lemah dan masalah kronis seperti diabetes, juga dapat memperparah kondisi.

Penanganan infeksi sendi biasanya melibatkan pengobatan dengan antibiotik atau obat antivirus untuk mengatasi infeksi dan mengurangi peradangan. Fisioterapi dan terapi lain juga dapat membantu dalam mengatasi nyeri dan memulihkan mobilitas sendi.

Sangat penting untuk segera mencari perawatan medis jika mengalami gejala infeksi sendi, seperti demam, nyeri sendi yang hebat, atau bengkak, karena infeksi sendi dapat memperburuk kondisi dan menyebabkan kerusakan permanen pada sendi jika tidak segera ditangani.

 Penyakit Lain

Beberapa penyakit lain, seperti diabetes dan lupus, juga dapat memperparah kondisi rematik. Oleh karena itu, penting untuk memantau dan mengobati penyakit lain yang mungkin memperburuk kondisi rematik agar gejalanya dapat dikontrol dan dicegah dari semakin memburuk.

Itulah beberapa faktor penyebab rematik pada usia muda. Banyak orang yang belum menyadari betapa pentingnya menjaga kesehatan sendi sejak dini agar terhindar dari kondisi rematik. Hal terbaik yang dapat dilakukan untuk mencegah rematik adalah dengan menjalani gaya hidup sehat, seperti makan makanan yang sehat dan bergizi, menghindari rokok dan alkohol, dan menjaga kondisi emosional dan mental yang stabil. Melakukan aktivitas fisik yang teratur, seperti jogging, berenang, atau yoga, juga dapat membantu menjaga kesehatan sendi dan mencegah rematik. Terakhir, menjaga berat badan agar tetap stabil dan tidak mengalami obesitas juga merupakan hal yang penting untuk mencegah rematik, karena kelebihan berat badan dapat membebani sendi dan menyebabkan peradangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun