Pendahuluan
Kratom adalah nama umum untuk daun yang berasal dari pohon Mitragyna speciosa, yang tumbuh di Asia Tenggara, termasuk Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Papua Nugini. Kratom telah lama digunakan oleh masyarakat lokal di wilayah tersebut sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai penyakit dan meningkatkan energi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kratom telah menjadi pusat perhatian global, baik sebagai suplemen herbal maupun sebagai narkoba jenis baru yang kontroversial.
Apa Itu Kratom?
Kratom adalah daun dari pohon tropis yang termasuk dalam keluarga kopi. Daunnya mengandung senyawa aktif, terutama mitragynine dan 7-hydroxymitragynine, yang berinteraksi dengan reseptor opioid di otak, memberikan efek yang bervariasi dari stimulan ringan hingga efek sedatif dan analgesik. Di Indonesia, kratom dikenal sebagai daun purik atau ketum, dan sering dikonsumsi dalam bentuk teh, kapsul, atau dikunyah langsung.
Penggunaan Tradisional
Secara tradisional, kratom telah digunakan oleh petani dan pekerja di Asia Tenggara untuk meningkatkan energi, daya tahan, dan mengurangi rasa lelah. Selain itu, kratom juga digunakan untuk meredakan rasa sakit, mengobati diare, dan sebagai obat untuk mengatasi kecanduan opium.
Efek dan Manfaat Kratom
Efek Stimulan
Dalam dosis rendah, kratom bertindak sebagai stimulan ringan. Pengguna melaporkan peningkatan energi, kewaspadaan, dan suasana hati yang lebih baik. Ini membuat kratom populer di kalangan individu yang mencari alternatif alami untuk meningkatkan produktivitas dan mengatasi kelelahan.
Efek Sedatif dan Analgesik
Dalam dosis yang lebih tinggi, kratom memiliki efek sedatif dan analgesik yang lebih kuat. Ini dapat membantu meredakan nyeri kronis, kecemasan, dan masalah tidur. Beberapa pengguna juga mengklaim bahwa kratom membantu mereka mengurangi gejala penarikan dari opioid atau narkoba lain.
Kontroversi dan Risiko
Meskipun kratom memiliki banyak penggemar dan dianggap aman oleh beberapa orang, ada juga sejumlah kontroversi dan risiko yang perlu diperhatikan:
Potensi Ketergantungan
Seperti opioid lainnya, penggunaan kratom dalam jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis. Gejala penarikan kratom meliputi kecemasan, insomnia, mual, dan nyeri tubuh.
Efek Samping
Penggunaan kratom dapat menyebabkan sejumlah efek samping, seperti mual, muntah, mulut kering, sembelit, dan kehilangan nafsu makan. Dalam kasus yang lebih parah, penggunaan kratom dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati, kejang, atau bahkan kematian.
Regulasi dan Legalitas
Kratom berada di bawah pengawasan ketat di banyak negara. Beberapa negara, termasuk Australia, Malaysia, dan beberapa negara bagian di Amerika Serikat, telah melarang penggunaan dan penjualan kratom. Di Indonesia, kratom masih legal tetapi penggunaannya diawasi, dan ada rencana untuk mengatur atau melarangnya di masa depan.
Kesimpulan
Kratom adalah narkoba jenis baru yang menarik banyak perhatian karena potensi manfaat dan risiko yang terkait dengannya. Meskipun memiliki sejarah penggunaan tradisional yang panjang sebagai obat herbal, kratom juga menimbulkan kontroversi karena potensi ketergantungan dan efek sampingnya. Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk memahami risiko yang terkait dengan penggunaan kratom dan mematuhi regulasi yang berlaku di negara mereka. Sebagai masyarakat, kita perlu mengedukasi diri sendiri dan berdiskusi dengan para ahli medis untuk membuat keputusan yang bijak mengenai penggunaan kratom.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H