Kampus seharusnya menjadi tempat yang memberikan pembelajaran, pengembangan pribadi, dan kesempatan untuk mengatasi tantangan. Namun, dalam beberapa kasus, atmosfer kampus dapat terasa lebih seperti sebuah sistem penghukuman daripada lingkungan yang mendukung pertumbuhan.
Di banyak institusi pendidikan, aturan dan sanksi ditegakkan dengan keras, seringkali tanpa memperhatikan konteks atau kebutuhan siswa. Alih-alih mendorong pertumbuhan dan perubahan positif, pendekatan ini bisa merugikan siswa dan menghambat potensi mereka.
Konteks Penghukuman
Pendekatan penghukuman dalam konteks kampus seringkali termanifestasi dalam beberapa bentuk:
Aturan yang Ketat: Banyak kampus memiliki aturan yang sangat ketat, bahkan untuk pelanggaran kecil. Ini dapat menciptakan atmosfer di mana siswa merasa terkekang dan takut membuat kesalahan.
Sanksi yang Tidak Proporsional: Kadang-kadang, sanksi yang diberikan tidak sebanding dengan pelanggaran yang dilakukan. Ini dapat menciptakan ketidakadilan dan menyebabkan frustrasi di antara siswa.
Kurangnya Pendekatan Restoratif: Seringkali, kampus kurang memperhatikan pendekatan restoratif dalam menangani konflik atau pelanggaran. Sebagai gantinya, mereka cenderung mengandalkan hukuman tradisional seperti larangan atau hukuman fisik.
Dampak Negatif
Pendekatan penghukuman ini dapat memiliki dampak negatif yang signifikan:
Menghambat Pertumbuhan: Siswa mungkin merasa takut untuk bereksperimen atau mengambil risiko karena takut dihukum. Ini dapat menghambat perkembangan kreativitas dan inovasi.
Menimbulkan Stigma: Siswa yang sering mendapat hukuman atau sanksi dapat mengalami stigma dan merasa terisolasi dari komunitas kampus.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!