Berbagai inisiatif yang didukung oleh Yayasan KEHATI menunjukkan bahwa pemanfaatan pangan lokal berbasis masyarakat dapat membantu meningkatkan kemandirian pangan, mengurangi angka stunting, dan menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat.
 Langkah ini juga mendukung upaya adaptasi terhadap perubahan iklim dan berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), yang menjadikan pangan lokal sebagai pilar penting dalam ketahanan pangan masa depan Indonesia.
Tantangan Ketahanan Pangan di Indonesia
Meski kaya akan sumber daya alam, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan serius dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan. Salah satu tantangan utama adalah ketergantungan yang besar pada beras sebagai makanan pokok. Dalam periode 1981 hingga 2019, konsumsi beras nasional mengalami peningkatan rata-rata sebesar 1,34% per tahun.Â
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat cenderung mengandalkan beras sebagai sumber karbohidrat utama, sedangkan potensi pangan lokal lainnya masih kurang dimanfaatkan. Ketergantungan ini dapat menimbulkan risiko ketika terjadi gangguan terhadap pasokan beras, baik karena faktor cuaca maupun kebijakan impor.
Selain itu, perubahan pola konsumsi masyarakat juga mempengaruhi ketahanan pangan di Indonesia. Dengan meningkatnya urbanisasi dan gaya hidup modern, terjadi pergeseran dalam preferensi makanan yang cenderung mengarah pada konsumsi makanan olahan dan cepat saji.Â
Perubahan ini dapat menyebabkan penurunan konsumsi bahan pangan lokal dan kurangnya dukungan terhadap produk pertanian domestik. Akibatnya, petani lokal mungkin menghadapi kesulitan dalam memasarkan hasil pertanian mereka, yang pada gilirannya dapat mengancam keberlangsungan produksi pangan lokal.
Di sisi lain, tantangan ketahanan pangan Indonesia semakin diperparah oleh dampak perubahan iklim. Perubahan cuaca ekstrem, seperti banjir dan kekeringan, mengancam produktivitas pertanian dan keberlanjutan sumber pangan. Selain itu, kecenderungan pola pangan global yang seragam (market-based) menjadi ancaman lain bagi ketahanan pangan di tanah air.Â
Berdasarkan data dari FAO, sekitar 75% dari pasokan makanan dunia bergantung pada hanya 12 jenis tanaman dan 5 jenis hewan. Ketergantungan pada jenis pangan tertentu ini memperlemah daya tahan pangan Indonesia terhadap krisis pangan global, sehingga memerlukan upaya lebih lanjut untuk diversifikasi sumber pangan dan penguatan sistem pertanian lokal.
Pangan Lokal sebagai Solusi Ketahanan Pangan
Pentingnya memprioritaskan pangan lokal semakin terlihat dalam menghadapi tantangan global yang berdampak pada ketahanan pangan, seperti perubahan iklim, pandemi, dan gangguan rantai pasok internasional. Keberagaman pangan lokal menawarkan solusi konkret dalam menciptakan sistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan. Di Indonesia, banyak tanaman pangan lokal, seperti singkong, talas, sagu, dan jagung, yang sudah terbukti lebih adaptif terhadap kondisi iklim tropis dan tidak memerlukan input kimia berlebihan.Â